Logo Bloomberg Technoz

Dilansir melalui situs resmi, Pertamina mengatakan potensi sumber energi yang terkandung dalam perut bumi Indonesia mencapai 23.965,5 megawatt (MW) atau terbesar kedua di dunia.

Saat ini potensi tersebut baru dimanfaatkan sekitar 9,8% dengan kapasitas pembangkit listrik terpasang sebesar 2.342,63 MW dari 16 Wilayah Kerja.

Sekadar catatan, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) mengatakan Indonesia melalui PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) bakal melakukan pengembangan 2 blok panas bumi di Kenya, yakni di Suswa dan Longonot.

Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves Jodi Mahardi mengatakan pengembangan tersebut bakal dilakukan melalui kerja sama dengan perusahaan asal Kenya yakni Geothermal Development Company (GDC) dan Africa Geothermal International Ltd (AGIL).

Rencananya, kata Jodi, kerja sama antara PGEO dengan GDC dan AGIL bakal mulai diimplementasikan pada akhir 2024 dan awal 2025.

“Progres sudah sangat positif terkait dengan pengembangan 2 blok geothermal di Kenya, PGEO melakukan kerja sama dengan AGIL dan GDC untuk pengembangan di Suswa dan Longonot geothermal di Kenya,” ujar Jodi di sela Indonesia Africa Forum, dikutip Selasa (3/9/2024). 

2 Pertimbangan 

Di sisi lain, menurut Nicke, terdapat 2 pertimbangan yang dimiliki oleh perseroan dalam mendukung transisi energi.

Pertama, transisi energi harus mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Apalagi, Indonesia menetapkan target untuk mencapai pertumbuhan ekonomi menjadi 7% hingga 8%.

Kedua, jalur transisi energi dari Pertamina dapat meningkatkan kemampuan nasional Indonesia dalam mengelola trilema energi.

“Saat ini, dalam World Energy Trilemma Index, Indonesia berada pada peringkat ke-53,” ujar Nicke.

(dov/wdh)

No more pages