Logo Bloomberg Technoz

Musim 'Banjir' Modal Asing Bisa Bawa Rupiah Kian Perkasa

Ruisa Khoiriyah
05 September 2024 14:00

Ilustrasi Rupiah. (Brent Lewin/Bloomberg)
Ilustrasi Rupiah. (Brent Lewin/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah berpeluang menguat lagi ke level lebih baik seperti tahun lalu, seiring dengan makin dekatnya pivot kebijakan Federal Reserve (The Fed) yang diyakini akan dimulai pertengahan bulan ini.

Siklus pelonggaran moneter oleh bank sentral paling berpengaruh di dunia itu akan membuka ruang lebih besar bagi Bank Indonesia (BI) untuk menempuh langkah serupa.

Penurunan bunga acuan bagus bagi perekonomian yang membutuhkan stimulus lebih besar, setelah terbekap pengetatan moneter sejak 2022. Suku bunga yang lebih rendah juga akan membuat pamor obligasi makin berkilau.

Pada Agustus, rupiah telah membukukan penguatan 5%, menjadi salah satu yang terbaik di Asia. Penguatan rupiah bulan lalu terutama karena pembalikan sentimen pasar yang semakin kuat meyakini, akhir dari periode pengetatan moneter global sudah semakin dekat.

Berbagai data ekonomi terakhir yang dilansir menunjukkan kondisi perekonomian Amerika Serikat (AS) melemah terutama yang terlihat dari kondisi pasar tenaga kerja yang makin lesu, ditambah kontraksi aktivitas manufaktur.