Belum lagi dari tenaga air. Curah hujan yang tinggi tahun ini membuat bendungan-bendungan di China bisa diandalkan untuk membangkitkan listrik. Perkembangan ini membuat batu bara kian tersisih.
Perlu diingat bahwa China adalah produsen, konsumen, sekaligus importir batu bara terbesar dunia. Jadi saat permintaan di China turun, maka akan sangat menentukan pembentukan harga.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), batu bara sedang berada di zona bearish. Tercermin dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 43,88. RSI di bawah 50 mengindikasikan suatu aset sedang dalam posisi bearish.
Sementara indikator Stochastic RSI sudah menyentuh angka 0. Paling kecil, sangat jenuh jual (oversold).
Oleh karena itu, sejatinya batu bara punya ruang untuk ‘balas dendam’. Cermati pivot point di US$ 143/ton. Jika tertembus, maka target resisten US$ 144-145/ton bisa terkonfirmasi.
Adapun target support terdekat adalah US$ 138/ton. Penembusan di titik ini bisa membawa harga batu bara jatuh menuju US$ 135/ton.
(aji/hps)