Nilai impor barang dan jasa meningkat 2,1% menjadi level tertinggi sejak Maret 2022. Ekspor hanya ada kenaikan 0,5%. Angka-angka tersebut sejatinya tidak disesuaikan dengan inflasi.
Kemudian, data lowongan kerja AS yang dikenal sebagai JOLTS Opening, terbit lebih rendah dari perkiraan hingga menyentuh level terendah sejak 2021. Laporan tersebut hadir jelang data penggajian yang sangat dinantikan pada Jumat, yang akan menjadi laporan data tenaga kerja sebelum FOMC pada 18 September nanti.
Melemahnya pasar tenaga kerja AS, bersamaan dengan turunnya angka inflasi, mendorong Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa sudah waktunya bagi Bank Sentral untuk memangkas suku bunga acuan.
Data tersebut memicu peningkatan taruhan bahwa pivot The Fed mungkin berjalan lebih cepat untuk mencegah resesi, yang tercermin dari melemahnya laju Ekonomi AS.
Di pasar swap, para pedagang meningkatkan taruhan pengguntingan suku bunga The Fed dalam FOMC September ini sebesar 50 bps dengan probabilitas makin besar, mencapai 44%.
Sedangkan probabilitas pemangkasan sebanyak 25 bps, melandai menjadi 56% dari tadinya sempat menyentuh 70%. Pada tutup tahun ini, pasar memperkirakan Fed Fund Rate akan bertengger di level 4,5%.
“Pasar tampaknya melihat September sebagai lemparan koin antara 25 dan 50 basis poin,” kata Neil Dutta di Renaissance Macro Research.
(fad)