Logo Bloomberg Technoz

Meski Jepang masih terbebani aksi jual, secara umum bursa Asia pagi ini sudah relatif membaik dibanding Rabu. Indeks MSCI Asia Pasifik naik 0,5% pagi ini setelah kemarin terkikis 2%.

Di pasar Asia, yield Treasury, surat utang AS, terpantau stagnan setelah kemarin anjlok sampai 8 bps, menyusul data rekrutmen tenaga kerja sektor swasta di AS yang jatuh ke level terendah sejak 2021.

Di pasar swap, para pedagang meningkatkan taruhan besar pengguntingan bunga The Fed dalam FOMC bulan ini sebesar 50 bps dengan probabilitas makin besar, mencapai 44%. Sedangkan probabilitas penurunan sebanyak 25 bps, turun jadi 56% dari tadinya sempat mencapai 70%. Pada akhir tahun ini, pasar memperkirakan Fed fund rate akan bertengger di level 4,5%.

Data lowongan kerja, yang dikenal sebagai JOLTS opening, angkanya lebih rendah dari perkiraan hingga menyentuh level terendah sejak 2021. Data itu seolah menguatkan dugaan pelemahan ekonomi AS berjalan lebih cepat setelah sebelumnya data manufaktur juga mencatat kontraksi lima bulan beruntun. 

Laporan terakhir itu menjadi 'menu pembuka' sebelum akhirnya pasar akan mendapati rilis data pasar tenaga kerja, termasuk tingkat pengangguran pada Agustus yang akan menjadi laporan terakhir sebelum FOMC pada 18 September nanti. 

“Pasar mungkin tidak segugup sebulan yang lalu, tetapi mereka masih mencari konfirmasi bahwa ekonomi tidak terlalu lesu,” kata Chris Larkin di E*Trade dari Morgan Stanley. 

Pada bagian lain, aktivitas ekonomi di sebagian besar wilayah AS dalam beberapa pekan terakhir dilaporkan stagnan bahkan menurun, menurut hasil survei Beige Book regional yang dilakukan oleh The Fed.

Tingkat ketenagakerjaan pada umumnya datar hingga sedikit naik, menurut laporan yang dirilis pada Rabu (4/9/2024). Meskipun laporan PHK jarang terjadi, beberapa perusahaan mencatat pemotongan shift dan jam kerja, membiarkan posisi yang diiklankan tidak terisi atau mengurangi jumlah karyawan melalui gesekan.

"Pengusaha lebih selektif dalam mempekerjakan karyawan dan kecil kemungkinannya untuk menambah jumlah karyawan, dengan alasan kekhawatiran akan permintaan dan prospek ekonomi yang tidak menentu," kata laporan tersebut.

(rui)

No more pages