Logo Bloomberg Technoz

Sementara itu, subsidi listrik turun Rp500 miliar dari Rp90,2 triliun dalam RAPBN 2025 menjadi Rp89,7 triliun berdasarkan hasil kesepakatan Panja A.

Meskipun begitu, Sri Mulyani menyatakan pengurangan belanja subsidi tersebut akan digunakan untuk menambahkan pembayaran kompensasi BBM dan kompensasi listrik.

“Ada penurunan belanja subsidi Rp1,1 triliun di dalam RAPBN 2025, hal ini akan digunakan pada 2025 untuk menambah pembayaran kompensasi BBM dan listrik,” ucapnya.

Seorang petugas mengisi bahan bakar jerigen dengan solar di SPBU PT Pertamina di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan./Bolomberg-Dimas Ardian

Sekadar informasi, besaran subsidi energi tersebut tidak termasuk anggaran kompensasi energi yang digelontor pemerintah untuk menalangi Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan (JBKP) Pertailte.

Sebelumnya, pemerintah resmi menetapkan anggaran subsidi energi sejumlah Rp204,53 triliun dalam RAPBN 2025, membengkak dari outlook yang ditetapkan dalam Tahun Anggaran 2024 senilai Rp192,75 triliun.

Mengutip Buku II Nota Keuangan RAPBN Tahun Anggaran 2025, besaran subsidi energi tersebut dibagi untuk subsidi bahan bakar minyak (BBM) yaitu JBT (Solar dan minyak tanah) dan LPG 3 kg, serta listrik.

Volume Juga Dipangkas

Pengurangan nilai anggaran subsidi energi untuk Tahun Anggaran 2025 juga sejalan dengan keputusan pemerintah meurunkan kuota BBM bersubsidi pada tahun depan, sebagaimana disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia.

Dalam kaitan itu, pemerintah menyepakati alokasi volume BBM bersubsidi dalam RAPBN 2025 sebanyak 19,41 juta kiloliter (kl), turun dari pagu tahun ini sebanyak 19,58 juta kl.

Bahlil menjelaskan penurunan volume tersebut sejalan dengan rencana pemerintah untuk mengendalikan distribusi BBM bersubsidi —Solar dan minyak tanah — menjadi lebih tepat sasaran.

“Ya, kami lagi merencanakan agar pola subsidinya harus tepat sasaran. Dengan pola subsidi tepat sasaran, itu kami harapkan kuotanya menurun,” ujarnya di sela rapat bersama Komisi VII DPR RI, Selasa (27/8/2024).

Rancangan kuota subsidi BBM dan LPG pada 2025./dok. Kementerian ESDM

Selain itu, dia menegaskan penurunan volume BBM bersubsidi pada tahun depan juga ditujukan untuk menghemat anggaran negara.

“Supaya terjadi penghematan uang negara. Kalau kuotanya menurun, subsidinya kan menurun. Supaya dananya bisa dipakai untuk hal-hal yang prioritas ya,” ujarnya. 

Perincian volume BBM bersubsidi untuk 2025 adalah Solar sebanyak 18,89 juta kl dan minyak tanah 0,52 juta kl. Kuota Solar hanya turun tipis dari pagu APBN 2024 sebanyak 19 juta kl, sedangkan volume minyak tanah dipangkas dari 0,58 juta kl.

Adapun, total pagu BBM bersubsidi dalam APBN 2024 adalah sebanyak 19,58 juta kl dengan outlook realisasi sebanyak 18,19 juta kl. Sepanjang Januari—Juli 2024, realisasi serapan BBM bersubsidi telah mencapai 10,28 juta kl.

(wdh/lav)

No more pages