Logo Bloomberg Technoz

PMI Manufaktur RI Lanjutkan Kontraksi, Ini Kata Kemenkeu

Azura Yumna Ramadani Purnama
04 September 2024 05:45

Kepala Kebijakan Fiskal Kemenkeu, Febrio Nathan Kacaribu (Dok: Azura Yumna/Bloomberg Technoz)
Kepala Kebijakan Fiskal Kemenkeu, Febrio Nathan Kacaribu (Dok: Azura Yumna/Bloomberg Technoz)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengklaim penurunan Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Agustus 2024 menjadi level 48,9 dipengaruhi oleh penurunan kinerja sektor manufaktur global.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu mengungkapkan, penurunan kinerja sektor manufaktur global tersebut terjadi di tengah tekanan permintaan global.

“Industri padat karya seperti Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) dan Alas Kaki saat ini tengah menghadapi tantangan berat. Tidak hanya dari sisi kinerja ekspor, tetapi juga daya saing di pasar domestik yang tergerus produk impor. Pemerintah terus berupaya mendorong daya saing industri seperti ini dengan berbagai bauran kebijakan.” ujar Febrio dalam siaran pers, Selasa (3/9/2024).

Disebutkan bahwa pelemahan pertumbuhan ekonomi global utamanya yang terjadi di China, Eropa, dan Amerika Serikat (AS) harus diantisipasi kedepannya.

Pasalnya, aktivitas manufaktur negara mitra dagang dan kawasan ASEAN turut mengalami persoalan yang sama, PMI Manufaktur AS tercatat sebesar 48 dan Jepang pada level 49,8.