"Telegram secara aktif memantau konten berbahaya di platformnya termasuk pornografi ilegal," kata perusahaan itu dalam tanggapan email terhadap pertanyaan Bloomberg. "Moderator secara proaktif memantau bagian publik dari platform, menggunakan alat AI dan menerima laporan pengguna untuk menghapus konten yang melanggar persyaratan layanan Telegram."
Penyelidikan Korsel dilakukan ketika Pavel Durov, kepala eksekutif Telegram, ditangkap dan didakwa di Prancis minggu lalu atas kejahatan termasuk penyebaran gambar-gambar seksual anak-anak.
Sebanyak 88 kasus terkait deepfake telah dilaporkan ke polisi Korsel antara 26 hingga 29 Agustus dibandingkan dengan 297 kasus dalam tujuh bulan hingga Juli, kata Woo, menurut Yonhap. Dia mengatakan Korsel akan mencari cara untuk bekerja sama dengan pihak berwenang Prancis atau organisasi internasional lainnya dalam menyelidiki Telegram.
Badan Kepolisian Korsel pada 27 Agustus mengumumkan tindakan keras terhadap gambar dan video yang dipalsukan, terutama yang menggunakan alat bantu AI untuk membuat materi yang eksplisit, demikian menurut siaran pers kepolisian.
Panggilan telepon yang dilakukan ke polisi Korsel tidak dijawab ketika dihubungi oleh Bloomberg.
(bbn)