Logo Bloomberg Technoz

Bapanas Deteksi Pemicu Harga Beras Lepas Kendali

Wike Dita Herlinda
17 April 2023 17:00

Barang bukti penyimpangan distribusi Cadangan Beras Pemerintah atau beras Bulog di Polda Banten Jumat (10/2/2023). (Bloomberg Technoz/ Rezha Hadyan)
Barang bukti penyimpangan distribusi Cadangan Beras Pemerintah atau beras Bulog di Polda Banten Jumat (10/2/2023). (Bloomberg Technoz/ Rezha Hadyan)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengidentifikasi tiga masalah utama yang memicu harga beras masih betah bertengger di level tinggi, jelang beberapa hari sebelum Idul Fitri 1444 Hijriah.

Deputi Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas, I Gusti Ketut Astawa mengatakan, stok awal cadangan beras pemerintah (CBP) pada 2023 idealnya adalah 2,4 juta ton, dengan target stok akhir sebanyak 1,2 juta ton. Pada kenyataannya, menurut catatan Perum Bulog (Persero), stok CBP hanya tersedia sebanyak 292.045 ton, per 11 April 2023. 

“Sesuai mandat UU Pangan, pengutamaan pengadaan cadangan pangan adalah melalui penyerapan dalam negeri. Namun, kasus pada 2023, penggilingan tidak memiliki stoknya, sehingga pada masa panen kejadian mereka berebut,” ujar dia, Senin (17/4/2023).

Menurut dia, penyerapan stok dalam negeri sangat sulit karena kerap berujung pada persaingan ketat untuk mengamankan pasokan antarpenggilingan. Hal ini menjadi faktor pertama, yang memicu tingginya harga beras. 

Ketut mengatakan, persaingan ketat untuk mendapatkan hasil panen petani ini sudah terjadi sejak awal tahun. Hal itu pula yang menyebabkan, sebagian penggilingan muncul sebagai pricemaker atau penentu harga pasaran gabah kering giling (GKG) di luar plafon harga pembelian pemerintah (HPP) yang diberikan kepada Bulog sebesar Rp4.600/kg.