Selanjutnya, jika kembali rejection dari US$60.000, Bitcoin kemungkinan akan turun menguji support US$57.000. Dengan Stochastic turun menuju Oversold, sementara MACD indikasi masuk ke zona Bearish.
“Namun, jika menembus resistance, Bitcoin potensi menuju MA-50 di sekitar US$62.000,” tulis Panji dalam riset terbarunya.
Sentimen Aset Kripto sejatinya datang dari global, di tengah perkiraan Federal Reserve akan segera memulai masa-masa penting melonggarkan kebijakan karena menjinakkan inflasi tanpa ekonomi jatuh ke dalam resesi, yang juga menunjukkan keberhasilan untuk Bank Sentral AS dalam hal menekan tekanan harga.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, Chris Weston, Kepala Penelitian di Pepperstone Group di Melbourne memaparkan, pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin merupakan langkah yang benar-benar ingin dilakukan oleh The Fed.
“Jadi bukti lebih lanjut bahwa Ekonomi AS sedang menuju soft landing,” mengutip riset Weston.
Di minggu ini, data laporan penggajian nonpertanian AS –Non-Farm Payroll (NFP) akan dirilis hanya beberapa jam sebelum pernyataan pamungkas Gubernur The Fed Christopher Waller sebelum Bank Sentral memasuki masa pivotnya.
Mengutip data CoinMarketcap, Selasa (3/9/2024), top market caps Aset Kripto kompak melaju di zona hijau. Adapun paling tinggi penguatannya terjadi pada Dogecoin DOGE milik Elon Musk mencapai 4,87% dalam 24 jam pada harga US$0,0995.
Pada posisi kedua, Solana SOL berhasil kembali ke jalur hijau, dengan menguat 4,34% dalam 24 jam menjadi US$135,08. Selanjutnya, BNB Koin juga mengalami penguatan signifikan dalam waktu yang sama, melesat tinggi 3,88% menuju harga US$533,10.
XRP Koin juga dalam tren menguat, dengan kenaikan 3,18% dalam 24 jam menjadi US$0,5656. Avalanche AVAX juga mengalami penguatan, dengan tercatat melesat 3,04% menuju harga US$22,42.
Shiba Inu SHIB dan Bitcoin Cash BCH kompak di zona hijau dalam 24 jam. Dengan keduanya mencatatkan angka penguatan 3,44% dan 2,22%.
(fad/wdh)