Dalam kesempatan itu, PGEO berhasil meneken dua kesepakatan kerja sama dengan GDC senilai US$1,5 miliar, dan AGIL senilai US$700 juta.
Ekspansi Global
Dalam kesempatan yang sama, Jodi mengatakan pemerintah memang mendorong badan usaha milik negara (BUMN) untuk menjadi pemain global dan memiliki aset di luar negeri.
Sebagai gambaran, Jodi memberikan contoh bahwa perusahaan minyak dan gas (migas) di Asia Tenggara seperti Petronas dan PT Exploration and Production Public Company Limited (PTTEP) memiliki aset di luar negeri masing-masing 68% dan 40%.
Sementara, kata Jodi, aset luar negeri Pertamina dalam sektor migas bertengger pada level 22%.
Dalam hal ketahanan energi, kata Jodi, semua negara bersaing untuk mencari sumber di luar wilayahnya. Hal ini terjadi karena sumber energi sangat tersebar, salah satunya di Afrika.
“Maka kami mendorong Pertamina lebih agresif masuk ke Afrika,” ujarnya.
Namun, Jodi mengatakan kementerian teknis serta aparat penegak hukum (APH) juga harus memiliki pandangan yang sama bahwa ekspansi di luar negeri memang diperlukan untuk ketahanan energi.
Selain itu, pemerintah juga mendorong pembentukan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) sebagai landasan dan memberikan kepastian bagi pelaku usaha ihwal keberlanjutan, khususnya di tengah transisi pemerintahan.
(dov/wdh)
