Logo Bloomberg Technoz

Ekonom: Deflasi 4 Bulan Beruntun Buruk bagi Pertumbuhan Ekonomi

Redaksi
03 September 2024 09:20

Suasana penjualan sayur dan cabai di Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (18/4/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Suasana penjualan sayur dan cabai di Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (18/4/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pada Senin (2/9/2024), Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan indeks harga konsumen (IHK) mengalami deflasi 0,03% pada Agustus 2024, dan menggenapkan deflasi 4 bulan berturut-turut pada 2024. 

Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin menilai deflasi, apapun sebabnya, merupakan hal negatif bagi pertumbuhan ekonomi. Pasalnya, hal ini menunjukkan pemerintah tidak berhasil mengantisipasi perubahan.

"Sangat kuat tendensi bahwa deflasi ini dipicu oleh penurunan daya beli, apalagi tren deflasi ini terjadi sepanjang Mei, Juni, Juli, dan Agustus. Sangat sulit diterima pandangan bahwa terjadi suplai berlebih pada 4 bulan itu," ujar Wijayanto kepada Bloomberg Technoz, Selasa (3/9/2024).

Menurut dia, pandangan terkait penurunan daya beli ini semakin kuat melihat indikator lain seperti Puchasing Managers Index (PMI) yang konsisten di bawah 50%. 

"Artinya produsen tidak optimis bahwa permintaan terhadap produk mereka akan meningkat," kata Wijayanto.