Sementara itu, produksi batu bara China pada Juli hanya berjarak 15 juta ton lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu. Wilayah Inner Mongolia, Shaanxi, dan Xinjiang masih menjadi andalan untuk menggeber produksi batu bara.
China adalah produsen, konsumen, sekaligus importir batu bara terbesar dunia. Jadi apa yang terjadi di sana akan sangat memengaruhi pembentukan harga.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), batu bara masih bertahan di zona bullish. Hal itu tecermin dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 59.27. RSI di atas 50 mengindikasikan suatu aset sedang berada di posisi bullish.
Sementara itu, indikator Stochastic RSI berada di 17,04. Sudah di bawah 20, yang berarti tergolong jenuh jual (oversold).
Dengan begitu, harga batu bara berpeluang naik. Cermati pivot point di US$145/ton. Jika tertembus, maka target resisten US$146/ton bisa terkonfirmasi.
Target support terdekat adalah US$140/ton. Penembusan di titik ini bisa membawa harga batu bara turun lagi ke arah US$135/ton.
(aji/wdh)