Militer Israel mengumumkan penemuan mayat-mayat dari sebuah terowongan di kota Rafah, Gaza selatan, ketika kampanye vaksinasi polio dimulai di wilayah Palestina yang dilanda perang dan kekerasan berkobar di Tepi Barat yang diduduki.
Mayat-mayat para sandera, Carmel Gat, Hersh Goldberg-Polin, Eden Yerushalmi, Alexander Lobanov, Almog Sarusi, dan Ori Danino, telah dikembalikan ke Israel, kata juru bicara militer, Laksamana Muda Daniel Hagari, kepada para wartawan.
Pemeriksaan forensik menyatakan bahwa mereka "dibunuh oleh Hamas dalam beberapa tembakan dari jarak dekat" 48-72 jam sebelumnya, kata juru bicara kementerian kesehatan Israel.
Netanyahu, yang menghadapi desakan yang terus meningkat untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung selama hampir 11 bulan ini dengan sebuah kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan para sandera yang masih ada, menyatakan bahwa Israel tidak akan berhenti hingga mereka yang bertanggung jawab ditangkap.
"Siapa pun yang membunuh para sandera--tidak menginginkan kesepakatan," katanya. Para pejabat senior Hamas mengatakan bahwa Israel, dalam penolakannya untuk menandatangani perjanjian gencatan senjata, harus disalahkan atas kematian-kematian tersebut.
"Netanyahu bertanggung jawab atas pembunuhan para tawanan Israel," kata seorang pejabat senior Hamas, Sami Abu Zuhri, kepada Reuters. "Orang-orang Israel harus memilih antara Netanyahu dan kesepakatan itu."
Serangan Israel ke Gaza dimulai setelah Hamas dan militan-militan lainnya menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang dalam serangan-serangan ke Israel pada 7 Oktober, demikian menurut perhitungan Israel.
Sejak saat itu, serangan Israel telah meratakan sebagian besar daerah kantong berpenduduk 2,3 juta jiwa tersebut, dan Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan bahwa sedikitnya 40.738 warga Palestina telah terbunuh. Para pengungsi hidup dalam kondisi yang mengerikan dengan tempat tinggal yang tidak memadai dan krisis kelaparan.
(red/ros)