Bloomberg Technoz, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi deflasi tipis pada Agustus. Ini menjadi yang keempat secara berturut-turut.
Pada Senin (2/9/2024), Deputi Kepala BPS Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Pudji Ismartini melaporkan terjadi deflasi 0,03% pada Agustus dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Deflasi ini menjadi yang keempat sepanjan 2024.
Pada Mei, Juni, dan Juli, juga terjadi deflasi masing-masing 0,03% mtm, 0,08% mtm, dan 0,18% mtm.
"Deflasi Agustus yang sebesar 0,03% ini didorong oleh komoditas harga bergejolak. Deflasinya 1,24%, dengan andil 0,02%," kata Pudji dalam jumpa pers di kantornya.
Komoditas penyumbang utama deflasi Agustus, lanjut Pudji,adalah bawang merah, daging ayam ras, tomat, dan telur ayam ras.
Adapun inflasi inti mengalami inflasi 0,2% mtm dengan andil inflasi 0,13%. Komoditas yang dominan menyumbang inflasi kelompok ini adalah kopi bubuk, emas perhiasan, biaya sekolah SD, biaya pendidikan tinggi, dan biaya sekolah SMA.
Sedangkan inflasi kelompok barang dan jasa yang diatur pemerintah (administered price) adalah 0,23% dengan andil 0,04%. Komoditas yang menyumbang inflasi adalah bensin dan Sigaret Kretek Mesin.
"Dalam 5 tahun terakhir, terjadi deflasi pada Agustus kecuali 2021. Deflasi Agustus disumbangkan oleh penurunan harga komoditas bergejolak. Makanan-minuman dan tembakau menjadi penyumbang utama deflasi Agustus 2020-2024," terang Pudji.
(aji/lav)