Logo Bloomberg Technoz

Respons ESDM Soal Krisis Air Bersih dan Kekeringan di Jonggol

Dovana Hasiana
02 September 2024 17:40

Warga melintas di tanah yang kering akibat kemarau di Jonggol, Kab. Bogor, Jawa Barat, Jumat (4/8/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Warga melintas di tanah yang kering akibat kemarau di Jonggol, Kab. Bogor, Jawa Barat, Jumat (4/8/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Muhammad Wafid mendorong masyarakat terdampak kekeringan di Desa Jonggol, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat untuk membuat penampungan air hujan untuk meminimalisir kerentanan sumber daya air yang ada.

Pernyataan tersebut dilontarkan untuk menanggapi peristiwa kekeringan di berbagai wilayah di Indonesia, salah satunya terdampaknya ribuan warga di Desa Jonggol, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat yang mengalami kesulitan air bersih pada periode awal Juli hingga saat ini.

"Desa Jonggol tersebut merupakan daerah hulu dari sistem daerah aliran sungai [DAS] maupun cekungan air tanah [CAT], sehingga pada daerah ini relatif rentan terhadap ketersediaan sumber daya air, baik air permukaan maupun air tanah pada saat musim kemarau, seperti mengeringnya air sungai dan air sumur, serta berkurangnya debit mata air," ujar Wafid dalam siaran pers, Senin (2/9/2024).

Potensi air tanah sekitar wilayah terdampak hanya terbatas pada bagian atas (air tanah dangkal) dan tidak terdapat potensi air tanah pada bagian bawah (dalam) karena lapisan batuan pembawa air atau akuifer dari Satuan Batupasir dan Konglomerat bersifat tipis yang menumpang di atas batuan kedap air berupa Batulempung Formasi Jatiluhur.

Hal tersebut yang pada akhirnya membuat daerah ini rentan terhadap potensi kekeringan yang disebabkan oleh berlangsungnya musim kemarau.