Tahun lalu, pertumbuhan konsumsi rumah tangga Indonesia tercatat naik 4,93% year-on-year, masih di bawah level sebelum pandemi yang bisa mencapai 5,04% (2019), 5,15% (2014) bahkan 5,49% (2012).
Kedatangan Lebaran tahun ini dengan arus mudik yang lebih besar diyakini dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi domestik yang menghadapi tantangan perlambatan perekonomian global akibat inflasi tinggi buntut pandemi dan krisis geopolitik di Eropa.
"Hitungan kami dampak Ramadan dan Lebaran 2023 ke pertumbuhan ekonomi adalah mendorong pertumbuhan sebesar 0,14 - 0,25 poin persentase," kata Faisal Rachman, Ekonom Bank Mandiri.
Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tahun ini kemungkinan besar memang melambat dari tahun lalu yang 5,31%, menurut prediksi Bank Mandiri, di mana hal itu lebih banyak akibat pelemahan ekspor sejalan dengan melambatnya ekonomi dunia. Akan tetapi, Indonesia diprediksi masih akan bertahan berkat sokongan sektor domestik.
"Sektor domestik akan menjadi penopang pertumbuhan 2023 dan saya melihat konsumsi rumah tangga (sekitar 55% dari total PDB indonesia) akan mampu tumbuh di atas 5% atau kembali ke masa prapandemi didukung keputusan pencabutan PPKM akhir tahun lalu dan inflasi yang terjaga dalam tren menurun," jelas Faisal.
Berikut ini fakta-fakta menarik tradisi mudik di Indonesia dan China tahun ini di tengah pandemi Covid-19 yang sudah jinak, pertama kalinya dalam tiga tahun terakhir:
Jumlah Pemudik
Tahun ini, jumlah pemudik di Indonesia selama liburan Lebaran diperkirakan mencapai 123 juta orang. Terbesar sejak pandemi meletus 2020 silam. Mudik Lebaran tahun ini juga menjadi mudik pertama masyarakat Indonesia tanpa ada lagi restriksi atau pembatasan kegiatan sosial melalui PPKM.
Begitu juga yang terjadi di China saat Imlek yang jatuh pada Januari lalu. China yang menerapkan kebijakan restriksi ketat Nol Covid sejak pandemi meletus, tiba-tiba mengakhiri kebijakannya itu jelang tutup tahun 2022. Imlek yang jatuh pada Januari lalu menjadi perayaan Imlek pertama dalam tanpa ada lagi pengetatan akibat kebijakan Zero Covid.
Jumlah pemudik saat Imlek 2023 pada Januari lalu diperkirakan melampaui 300 juta orang, belum melampaui level jumlah pemudik sebelum pandemi Covid-19 menerjang.
Libur Panjang
Pada Lebaran 2023, masyarakat Indonesia mendapatkan jatah Cuti Bersama mulai 19-25 April, lebih banyak daripada tahun lalu yang hanya 4 hari cuti bersama. Pemerintah menambah satu hari Cuti Bersama untuk mengantisipasi lonjakan pemudik agar arus lalu lintas pemudik bisa dipecah dan tidak mengakibatkan penumpukan yang berisiko seperti kasus Brexit saat Lebaran 2016.
Begitu juga yang terjadi di China ketika Imlek tiba. Pemerintah China menetapkan jumlah liburan yang jauh lebih panjang. Tahun ini, cuti bersama yang ditetapkan untuk tahun baru Imlek mencapai 7 hari mulai 21-27 Januari.
Meski sudah ada libur resmi hingga 7 hari, kebanyakan warga Tiongkok memilih menambah cuti dan memperpanjang liburan hingga festival lampion tradisional berlangsung pada awal Februari.
Nilai Ekonomi Berputar
Mudik adalah perjalanan tradisional para pekerja di rantau pulang ke kampung halaman di daerah-daerah. Kasus Indonesia, pemerintah memperkirakan jumlah masyarakat yang mudik mencapai 123,8 juta orang tahun ini, meningkat 47% dibandingkan 2022 seiring sudah tidak adanya lagi PPKM.
Sebanyak 123,8 juta orang pemudik diasumsikan setara dengan 30,75 juta keluarga. Bila setiap keluarga menghabiskan setidaknya Rp 3 juta selama mudik Lebaran, maka nilai ekonomi yang berputar di seputar acara mudik bisa mencapai Rp 92,3 triliun, menurut Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi).
Uang pemudik akan mengucur deras ke semua sektor di daerah. Mulai dari sektor usaha transportasi darat, laut, udara, kuliner, perhotelan, restoran, kafe, destinasi wisata, UKM makanan khas daerah, hingga penjual cenderamata, warung dan toko di daerah.
Perputaran uang tersebut akan didominasi wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Yogyakarta, Banten, dan Jabodetabek dengan porsi sebesar 6,5%. Perkiraan jumlah pemudik di kawasan ini sebanyak 77,3 juta orang atau setara 19,32 juta keluarga.
Adapun di China, ketika kedatangan Imlek menggiring 300an juta orang pulang kampung, konsumsi masyarakat yang tadinya tiarap karena pandemi langsung melesat tak terbendung. Platform Alipay mencatat nilai konsumsi masyarakat di destinasi wisata meningkat pesat.
Pencarian hotel naik 600% dan pengeluaran untuk hotel lewat platform tersebut naik 80%, seperti dilansir oleh Bloomberg News.
Penjualan tiket bioskop juga melesat saat libur Imlek dengan penjualan setara Rp 7,67 triliun hanya dalam empat hari libur, melampaui penjualan sebelum pandemi.
Di India, marketplace Amazon dan Flipkart mencatat kenaikan penjualan 27% mencapai US$ 5,7 miliar saat festival Diwali di India berlangsung pada 2022 silam. Nilai belanja masyarakat India diprediksi menembus 2,5 triliun atau US$ 30,2 miliar saat Diwali, menurut laporan Bloomberg. Penjualan mobil di India bahkan melonjak sampai 57% jelang perayaan Diwali Oktober tahun lalu.
- dengan bantuan laporan dari Wike Dita Herlinda
(rui)