"Selain itu juga kalangan menengah yang menurun daya belinya tidak terlalu fokus untuk pembelian rumah," tegasnya.
Sementara itu, Head of Research JLL Indonesia Yunus Karim menyebut aktivitas sektor perumahan tapak khususnya di Jakarta masih menunjukkan stabilitas pada paruh pertama 2024, meskipun jumlah peluncuran rumah pada semester I-2024 lebih kecil dibandingkan dengan semester II-2023.
Menurutnya, faktor seperti tahun baru, bulan puasa, dan libur sekolah mempengaruhi pembelian properti di awal tahun ini.
Terkait dengan insentif pajak dari pemerintah, Yunus menilai, meski diskon pajak 100% sudah berakhir, masih tetap memberikan dampak positif, terutama untuk properti di bawah Rp2 miliar. Sekitar 80% dari penjualan produk di semester I-2024 berada dalam kisaran harga tersebut, sesuai dengan kriteria insentif pemerintah.
Sebagai catatan, dalam laporannya JLL Indonesia mencatat sepanjang semester I-2024 peluncuran baru rumah tapak berada di kisaran 6.000 unit, dengan total permintaan kurang lebih 6.800 unit, dan di tingkat penjualan lebih kurang 88%.
Untuk diketahui, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut bahwa pemerintah akan memperpanjang kebijakan insentif pembebasan PPNDTP hingga Desember 2024.
"Atas persetujuan Bapak Presiden [Joko Widodo] dalam rapat yang lalu, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan insentif PPN DTP untuk sektor perumahan akan diberikan sebesar 100%. [insentif] ini sampai dengan bulan Desember 2024," kata Airlangga di kantornya, Selasa (27/8/2024).
Pemerintah sebelumnya juga telah menetapkan PPN DTP sektor properti sebesar 100% sampai pertengahan 2024. Kemudian, berlanjut dengan kebijakan PPN DTP sektor properti 50% mulai pertengahan 2024 hingga akhir tahun ini. Namun, kebijakan akhirnya diubah menjadi PPN DTP 100% sampai akhir 2024.
(prc/wdh)