Logo Bloomberg Technoz

Manufaktur RI Lanjut Kontraksi, Makin Memburuk pada Agustus

Wike Dita Herlinda
02 September 2024 08:20

Pekerja di pabrik tekstil PT Pan Brothers Tbk (PBRX) di Solo, Jawa Tengah./Bloomberg-Muhammad Fadli
Pekerja di pabrik tekstil PT Pan Brothers Tbk (PBRX) di Solo, Jawa Tengah./Bloomberg-Muhammad Fadli

Bloomberg Technoz, Jakarta – Kinerja manufaktur Indonesia kembali mengalami kontraksi untuk bulan kedua beruntun, dipicu makin turunnya kinerja produksi (output) dan pesanan baru pada Agustus dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

S&P Global mencatat Purchasing Manager’s Index (PMI) Indonesia pada Agustus 2024 bertengger di posisi 48,9, kian merosot dari bulan sebelumnya di level 49,3. PMI di bawah ambang 50 menandakan adanya kontraksi terhadap kinerja manufaktur suatu negara.

"Penurunan ekonomi manufaktur Indonesia memburuk selama bulan Agustus, ditandai dengan penurunan paling tajam baik dalam pesanan baru maupun produksi selama tiga tahun,” papar Paul Smith, Direktur Ekonomi di S&P Global Market, dalam laporan yang dilansir Senin (2/9/2024).

“Tidak mengherankan, perusahaan merespons dengan memangkas jumlah karyawan, meskipun banyak yang ingin mencatat bahwa hal ini bersifat sementara. Hal ini mungkin mencerminkan keyakinan bahwa kondisi operasional akan membaik, dan keyakinan secara keseluruhan tetap positif meskipun sedikit melemah sejak Juli,” lanjutnya. 

PMI manufaktur Indonesia sampai dengan Agustus 2024./dok. S&P

Di tengah beberapa laporan tentang tantangan pengiriman global yang sedang berlangsung, kata Smith, harga input atau bahan baku masih meningkat ke tingkat yang tinggi meskipun inflasi terus menurun secara stabil, mencapai titik terendah dalam sepuluh bulan pada bulan Agustus.