Pagi ini, indeks dolar AS menguat ke 101,75. Sementara rupiah NonDeliverable Forward (NDF) bergerak menguat di kisaran Rp15.519/US$ setelah pekan lalu ditutup turun di kisaran Rp15.549/US$.
Rupiah telah membukukan kinerja terbaik sepanjang tahun ini pada Agustus lalu dengan penguatan 5%, didukung penguatan lima pekan berturut-turut, terpanjang sejak April 2023.
Kinerja pada Agustus menjadikan rupiah sebagai salah satu valuta terbaik di Asia berkat sentimen positif pasar global yang menggiring dana asing membanjiri pasar domestik.
Modal asing memborong saham hingga senilai US$1,8 miliar, pembelian terbesar sejak April 2022, membantu IHSG menyentuh level tertinggi sepanjang masa.
Sedangkan aliran modal ke pasar surat utang menjadi yang tertinggi sejak Januari 2023, bulan lalu, hingga data 28 Agustus.
Laporan Bank Indonesia, selama periode transaksi pekan terakhir Agustus sajam 26-29 Agustus, nonresiden net buy senilai total Rp6,21 triliun terdiri atas Rp3,89 triliun saham, lalu Rp1,56 triliun SRBI dan Rp760 miliar SBN.
Sedangkan bila menghitung selama semester II saja sampai data 29 Agustus, asing membeli SRBI senilai Rp57,31 triliun, lalu SBN sebesar Rp43,15 triliun dan Rp12,45 triliun.
Kontraksi manufaktur
Senin pertama bulan September diawali dengan kabar buruk dari data aktivitas manufaktur Indonesia. S&P Global melaporkan, kinerja manufaktur Indonesia pada Agustus kembali terkontraksi.
Penyebab kontraksi yang sudah terjadi sejak Juli itu adalah karena penurunan kinerja produksi (output) dan pesanan baru pada Agustus dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
S&P Global mencatat Purchasing Manager’s Index (PMI) Indonesia pada Agustus 2024 bertengger di posisi 48,9, kian merosot dari bulan sebelumnya di level 49,3, terendah sejak Agustus 2021.
Panelis S&P melaporkan bahwa permintaan pasar lebih lemah dibandingkan dengan Juli dan faktor utama yang mendorong pesanan baru lebih rendah. Penurunan pesanan luar negeri juga semakin cepat, mencapai yang tertajam sejak Januari 2023.
"Penurunan ekonomi manufaktur Indonesia memburuk selama bulan Agustus, ditandai dengan penurunan paling tajam baik dalam pesanan baru maupun produksi selama tiga tahun,” papar Paul Smith, Direktur Ekonomi di S&P Global Market, dalam laporan yang dilansir Senin (2/9/2024).
Pabrikan semakin banyak memangkas jumlah karyawan walau banyak laporan dari narasumber bahwa itu hanya sementara. "
"Hal ini mungkin mencerminkan keyakinan bahwa kondisi operasional akan membaik, dan keyakinan secara keseluruhan tetap positif meskipun sedikit melemah sejak Juli,” kata Paul.
(rui)