Logo Bloomberg Technoz

Kecil kemungkinan, mereka dapat memenuhi modal minimum tersebut secara organik dalam situasi saat ini. Sehingga, M&A merupakan opsi yang cukup logis.

Diantara lesunya industri asuransi itu, OJK juga memberikan intensif yang lebih besar untuk M&A bagi perusahaan yang sudah ada maupun baru, yang ingin memasuki pasar Indonesia.  

“Kami yakin bahwa langkah tersebut berada di arah yang benar, karena saling bersaing daripada mengambil alih pangsa pasar pemain yang lebih kecil. Dengan sedikitnya pemain besar, regulasi juga menjadi lebih mudah” ucap Alvin.

Terkait isu akuisisi, pekan lalu pasar diramaikan oleh isu rencana akuisisi Maybank (BNII) atas PT Asuransi Jiwa Syariah Mitra Abadi Tbk (JMAS) atau JMA Syariah. Kospin Jasa, pemegang 57,95% saham JMA Syariah (JMAS) dikabarkan akan melepas kepemilikannya kepada Maybank. 

Kabar menyebut Kospin menawarkan porsi yang dia miliki seharga Rp200 miliar. Sementara itu, Maybank menawarkan harga lebih rendah, antara Rp100 miliar hingga Rp150 miliar. 

Namun, Maybank mengabarkan tidak hanya menjadikan JMAS sebagai satu-satunya target untuk diakuisisi. Perusahaan asal Malaysia tersebut juga menargetkan entitas Grup Panin untuk diakuisisi. 

Berdasarkan informasi dari pelaku pasar, Maybank menargetkan dua entitas sekaligus, yaitu PT Panin Financial Tbk (PNLF) dan PT Panin Bank Tbk (PNBN). Maybank dikabarkan pernah memberikan tawaran dua kali nilai buku atau price to book value (PBV). 

Direktur Utama PNBN Herwidayatmo mengaku belum mendengarkan kabar tersebut. Isu akuisisi tersebut ada di ranah pemegang saham. 

“Itu merupakan bagian dari shareholders’ action, dan hal ini merupakan urusan pemegang saham,” kata Herwidayatmo kepada Bloomberg Technoz beberapa waktu lalu.

(dhf/wep)

No more pages