Selain itu, penggunaan biodiesel pada sektor industri, komersial, dan sektor lainnya telah meningkat sejak 2019.
Kebijakan biofuel yang ambisius bertujuan untuk memperlambat pertumbuhan konsumsi bahan bakar olahan konvensional, mengurangi tekanan untuk berinvestasi di kilang baru, mengurangi emisi dari bahan bakar fosil, dan memangkas impor bahan bakar.
BMI melaporkan, kapasitas produksi biodiesel Indonesia telah meningkat dari 208.000 barel per hari atau barrel oil per day (BOPD) pada 2020 menjadi 349.000 BOPD pada 2023, setara dengan kilang skala besar.
“Kami berharap dukungan kebijakan pemerintah yang kuat terhadap biodiesel akan terus mendorong investor untuk memperluas kapasitas produksi biodiesel,” tulis BMI.
BMI melanjutkan, pemerintahan Joko Widodo, yang bakal segera berakhir masa jabatannya, telah mengumumkan rencana untuk menaikkan tingkat pencampuran biodiesel menjadi 50% pada Januari 2025.
“Kami mengantisipasi bahwa pemerintah yang baru akan mempertahankan kesinambungan kebijakan terkait mandat biodiesel yang baru.”
Solar Industri
Tidak hanya dari sektor transportasi, konsumsi solar diperkirakan akan menghadapi tantangan dari percepatan substitusi solar dengan gas alam dan biomassa di sektor listrik dan industri.
Total solar yang digunakan untuk pembangkit listrik oleh PT PLN (Persero) telah menurun dari puncaknya sebesar 109.000 BOPD pada 2012 menjadi 37.000 BOPD pada 2023, yang menunjukkan bahwa PLN sedang mengejar konversi pembangkit listrik tenaga diesel untuk menggunakan gas alam.
Konsumsi bahan bakar minyak di sektor listrik juga diramal akan hilang sebelum akhir dekade 2030.
Data Kementerian ESDM menunjukkan konsumsi bahan bakar minyak telah menurun pada semua sektor, dengan penurunan terbesar terjadi di sektor industri.
Total konsumsi bahan bakar minyak di sektor industri menurun pada tingkat rata-rata 3,9% yoy antara 2018 dan 2023.
(dov/wdh)