Logo Bloomberg Technoz

Musabab Dunia Bakal Defisit Tembaga: Cile hingga Transisi Energi

Dovana Hasiana
30 August 2024 13:00

Gulungan tembaga di gudang milik Valjaonica Bakra Sevojno AD di Serbia./Bloomberg-Oliver Bunic
Gulungan tembaga di gudang milik Valjaonica Bakra Sevojno AD di Serbia./Bloomberg-Oliver Bunic

Bloomberg Technoz, Sanur – Kalangan ahli pertambangan memproyeksikan permintaan tembaga bakal naik tajam ke depannya diiringi dengan potensi penurunan produksi di tingkat hulu tambang, sehingga memperkuat proyeksi akan adanya defisit tembaga dunia dalam beberapa tahun ke depan.

Ketua Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) Rizal Kasli menggarisbawahi pertumbuhan permintaan tembaga ke depan diproyeksikan terjadi seiring perkembangan industri kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) dan kebutuhan untuk transisi energi.

Di lain sisi, saat ini terjadi penurunan produksi terutama diproyeksikan berasal dari kemelut tenaga kerja di Cile, yang notabene salah satu negara penghasil tembaga terbesar di dunia. Namun, Rizal memproyeksikan akan terjadi kesepakatan dalam waktu dekat.

“Apabila kondisi tenaga kerja di Cile berlarut-larut, ada beberapa tambang tembaga yang masih belum bisa beroperasi,” ujar Rizal kepada Bloomberg Technoz, dikutip Jumat (30/8/2024).

Tambang tembaga di Cile./dok. Bloomberg

Dilansir Bloomberg, industri pertambangan tembaga di Cile bangkit dari periode negosiasi upah yang intens, menandakan berkurangnya risiko gangguan lebih lanjut di negara yang menyumbang seperempat pasokan tembaga dunia itu.