Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Nusa Dua - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Persero) Tbk (TLKM) atau Telkom melakukan kerja sama dengan PT Medco Power Indonesia (Medco Power) dalam pengembangan proyek pusat data atau data center yang tengah digarap oleh anak usahanya, PT Telkom Data Ekosistem atau NeutraDC.

Kerja sama tersebut nantinya mengamanatkan Medco Power, entitas usaha PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), tersebut sebagai penyedia energi baru dan terbarukan (EBT) melalui Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) dengan Green Hydrogen Plant (GHP) berkapasitas 18 megawatt (MW).

"[Proyek] data center kita di Batam, kita bekerja sama dengan Medco untuk suplai energi yang clean," ujar VP Sustainability Telkom Gunawan Wasisto Ciptaning Andri saat ditemui disela acara Annual Telkom International Conference di Bali, Kamis (29/8/2024).

Saat ini, NeutraDC memang tengah membangun proyek data center berkapasitas 80 MW yang berlokasi di Batam, seiring dengan target perusahaan yang ingin memiliki kapasitas data center hingga 500 MW pada 2030.

Pusat data atau Data Center (Doc. Freepik)

Selain di Batam, kata Gunawan, perseroan juga telah menggandeng PT Pertamina Power Indonesia (PPI) untuk menyediakan solar panel berkapastias 2 megawatt peak (MWp) dalam pengembangan proyek hyperscale data center-nya di Cikarang.

Kerja sama tersebut sedianya juga telah dilakukan penandatangan nota kesepahaman untuk pembentukan entitas patungan atau joint venture (JV) bersama Medco pada Juni 2022, sebagai bentuk kolaborasi untuk melakukan studi bersama atas green energy power.

"Ada Medco sebagai penyedia energinya, nanti ada Singtel, ada pihak yang lain gitu kan. Kita enggak bisa jalan sendiri, karena kalau misalnya kita jalan sendiri ya tadi, ada beberapa effort khususnya di energi, bermain kapasitas."

Tekan Emisi

Kerja sama itu, lanjut Gunawan, juga sebagai upaya Telkom mewujudkan komitmen menuju nol emisi karbon di Indonesia. Pasalnya, bisnis telekomunikasi turut menghasilkan emisi yang cukup besar.

"Pada 2020 kita menghasilkan emisi sekitar 2 juta ton CO2 ekuivalen. Nah di posisi full year 2023, kita bisa turunkan itu menjadi 1,7 juta ton. Jadi artinya itu progres yang cukup signifikan," tuturnya.

Sejalan dengan upaya itu, Gunawan juga mengatakan jika Telkom pun menargetkan pengurangan emisi hingga 2030 mendatang dapat mencapai 20%. "Kita yakin bahwa akan banyak insentif-insentif dari pemerintah untuk energi baru terbarukan."

(ibn/wdh)

No more pages