Logo Bloomberg Technoz

Dolar AS Kembali Menguat, Rupiah Mungkin Terseret Melemah Lagi

Tim Riset Bloomberg Technoz
30 August 2024 07:30

Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah kemungkinan bergerak stagnan pada perdagangan spot hari terakhir pekan ini, menjelang rilis data inflasi Personal Consumption Expenditure (PCE) Amerika nanti malam.

Setelah tadi malam Biro Statistik Amerika Serikat (AS) mengumumkan capaian data pertumbuhan ekonomi kuartal II-2024 yang mencatat angka lebih tinggi ketimbang ekspektasi yaitu 3% dari prediksi 2,8%. Data itu menunjukkan ekonomi terbesar di dunia itu masih cukup tangguh karena konsumsi yang tetap kuat di tengah pengetatan dan pelemahan pasar tenaga kerja.

Di pasar offshore dini hari tadi, rupiah NDF ditutup melemah di kisaran Rp15.456-Rp15.469/US$ untuk tenor seminggu dan sebulan, ketika indeks dolar AS kembali bangkit ke kisaran 101,34 atau menguat 0,25%. Pagi ini, NDF-1W bergerak di kisaran Rp15.449/US$. 

Di pasar US Treasury, surat utang AS, tingkat imbal hasil kembali naik di mana tenor 10 tahun terangkat 2,7 bps ke 3,861%. Sedangkan tenor 2 tahun naik 2,9 bps ke 3,894%. 

Adapun indeks saham di Wall Street ditutup naik untuk Dow Jones, ketika S&P Index tak bergerak dan Nasdaq turun 0,23%.