Dessy juga menyoroti pentingnya kolaborasi antar lintas sektor untuk meningkatkan infrastruktur pariwisata dan aspek keamanan serta kebersihan di destinasi super prioritas.
"Ini bukan tugas Kemenparekraf saja, tetapi juga menjadi tugas kementerian dan lembaga lainnya. Apalagi kita sudah punya Perpres tentang kolaborasi antar instansi," jelas Dessy.
Menyoal infrastruktur serta elemen-elemen penting yang memengaruhi nilai TTDI Indonesia, Dessy mengungkap akan segera mendorong pengembangan infrastruktur pariwisata serta memastikan keamanan dan kebersihan terutama pada lima destinasi super prioritas.
"Untuk infrastruktur pariwisata kita sendiri juga harus didorong pengembangannya. Kita harus melakukan lebih banyak lagi digitalisasi pada sistem layanan, menyediakan platform interaktif, sehingga wisatawan mendapat lebih banyak pengalaman. Keamanan dan kebersihan pun juga harus diperhatikan. Sejauh ini penanganan sampah yang mendekati penilaian TTDI adalah Borobudur," tandasnya.
Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno pun mengaku senang dan mengatakan Indonesia mengalami kemajuan dalam sektor pariwisata.
Peringkat yang didapat RI di atas rangking dari negara Belgia, Selandia Baru tetapi masih di belakang Singapura yang berada di peringkat 13.
"Kita di atas belgia, diatas Selandia baru di atas juga oleh Turki. Ta`pi kita masih di bawah Singapura. Kalau di atas kita, China, Korea, Jepang. Kalau di Asia Tenggara kita nomor dua, kalau di dunia kita 22 peringkatnya. Alhamdulillah,"ujarnya dalam The Weekly Brief with Sandi Uno, Senin (27/5).
Akan tetapi, Sandiaga mengingatkan bahwa tak boleh terlalu bangga dan puas diri dengan pencapaian tersebut.
"Jadi saya bangga banget karena di kali ini ini kita hanya targetnya fokus di 29, tapi kita menuju 20 besar dan peringkat gemilang ini kita ga boleh puas diri, karena world ekonomi forum menilai setiap 2 tahun," kata Sandiaga.
(dec/spt)