Bloomberg Technoz, Jakarta - Di tengah banyak prediksi optimistis terkait arah pergerakan nilai tukar rupiah yang diramal akan terus melanjutkan penguatan, analis memberikan peringatan bahwa risiko tergelincirnya lagi rupiah ke zona di atas Rp 15.000 masih terbuka lebar. Penguatan nilai tukar rupiah yang pekan lalu memecah rekor terkuat sejak Juni 2022, mungkin akan berbalik ke arah sebaliknya pada akhir kuartal ini atau sekitar Juni nanti.
Analis Barclays, bank investasi global yang berpusat di Inggris, Ashish Agrawal, melontar prediksi, nilai tukar rupiah berpotensi melemah seiring kenaikan permintaan dolar AS akibat perbedaan suku bunga (antara Amerika dan Indonesia) yang tidak mendukung.
“Juga karena aliran modal asing ke pasar portofolio yang mulai melambat dan surplus neraca dagang yang moderat,” kata Agrawal, Head of Research dan Ahli Strategi Makro untuk pasar negara berkembang di Barclays Singapura, seperti dikutip Bloomberg News, Senin (17/4/2023).
Bahana Sekuritas memperkirakan, permintaan dolar AS pada Mei akan memuncak dengan menyusul tingginya nilai utang luar negeri Indonesia bulan depan sebesar US$ 4,5 miliar. Belum lagi ditambah kebutuhan pembayaran dividen korporasi yang nilainya diprediksi naik menjadi Rp 140 triliun tahun ini, ditambah lagi impor migas oleh PT Pertamina (Persero) yang sebulan mencapai US$ 2,5 miliar hingga US$ 3 miliar.
Mata Uang Asia Kompak Melemah
Hari ini hampir semua mata uang kawasan Asia terbenam tak berdaya di hadapan dolar AS dengan won Korea Selatan memimpin pelemahan terburuk.
Pelemahan mata uang Asia itu terpengaruh oleh kembalinya keperkasaan dolar AS yang terungkit sentimen kenaikan inflasi Amerika. Paralel, mata uang di kawasan Asia tengah menunggu daya ungkit dari data terbaru perekonomian China.
Analis memprediksi perekonomian China akan menguat pada kuartal I-2023 pasca pembukaan lagi restriksi pandemi Covid-19 akhir tahun lalu. Data terbaru perekonomian China baru akan dirilis pekan ini dan pelaku pasar masih berharap roda ekonomi negara kedua terbesar di dunia itu bisa benar-benar telah pulih dan kini mempertanyakan akan sejauh mana pemulihan itu akan berlanjut.
“Data kunci untuk Asia pekan ini adalah pengumuman pertumbuhan ekonomi China kuartal I-2023, besok,” kata Alvin Tan, Head of DX Strategy di Royal Bank of Canada, seperti dikutip Bloomberg News.
Pairing USD/IDR menguat 78 bps mengantarkan pelemahan nilai tukar rupiah ke posisi Rp 14.778 per dolar AS, pada pukul 13:11, Senin (17/4/2023). Sedangkan indeks dolar AS terpantau menguat tipis 0,03% ke posisi 101,58.
- dengan bantuan laporan Ronojoy Mazumdar, Chester Yung dan David Finnerty dari Bloomberg News
(rui)