Logo Bloomberg Technoz

Dalam Waktu Dekat, Rupiah Bisa Terpeleset Lagi ke Rp 15.000/US$

Ruisa Khoiriyah
17 April 2023 13:54

Ilustrasi Rupiah dan dolar AS (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi Rupiah dan dolar AS (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Di tengah banyak prediksi optimistis terkait arah pergerakan nilai tukar rupiah yang diramal akan terus melanjutkan penguatan, analis memberikan peringatan bahwa risiko tergelincirnya lagi rupiah ke zona di atas Rp 15.000 masih terbuka lebar. Penguatan nilai tukar rupiah yang pekan lalu memecah rekor terkuat sejak Juni 2022, mungkin akan berbalik ke arah sebaliknya pada akhir kuartal ini atau sekitar Juni nanti.

Analis Barclays, bank investasi global yang berpusat di Inggris, Ashish Agrawal, melontar prediksi, nilai tukar rupiah berpotensi melemah seiring kenaikan permintaan dolar AS akibat perbedaan suku bunga (antara Amerika dan Indonesia) yang tidak mendukung.

“Juga karena aliran modal asing ke pasar portofolio yang mulai melambat dan surplus neraca dagang yang moderat,” kata Agrawal, Head of Research dan Ahli Strategi Makro untuk pasar negara berkembang di Barclays Singapura, seperti dikutip Bloomberg News, Senin (17/4/2023).

Bahana Sekuritas memperkirakan, permintaan dolar AS pada Mei akan memuncak dengan menyusul tingginya nilai utang luar negeri Indonesia bulan depan sebesar US$ 4,5 miliar. Belum lagi ditambah kebutuhan pembayaran dividen korporasi yang nilainya diprediksi naik menjadi Rp 140 triliun tahun ini, ditambah lagi impor migas oleh PT Pertamina (Persero) yang sebulan mencapai US$ 2,5 miliar hingga US$ 3 miliar.

Mata Uang Asia Kompak Melemah

Hari ini hampir semua mata uang kawasan Asia terbenam tak berdaya di hadapan dolar AS dengan won Korea Selatan memimpin pelemahan terburuk.