Larangan tersebut dicabut pada tahun 2018 sebagai bagian dari inisiatif Visi 2030 Putra Mahkota Mohammed bin Salman, yang bertujuan untuk memodernisasi ekonomi dan membuka masyarakat Saudi.
Sejak pencabutan larangan tersebut, Arab Saudi telah dengan cepat memperluas infrastruktur bioskopnya, dengan banyaknya bioskop yang dibuka di seluruh penjuru Kerajaan.
Video yang telah dibagikan secara luas ini telah menuai reaksi beragam. Beberapa pihak memuji pembangunan tersebut sebagai bagian dari inisiatif Visi 2030 Arab Saudi, yang bertujuan untuk mendiversifikasi ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup warga dan penduduk.
Beberapa pihak lainnya menyatakan keprihatinan tentang kedekatan tempat hiburan dengan situs-situs suci di Mekkah, mempertanyakan apakah hal tersebut sesuai dengan nilai-nilai agama dan budaya kota tersebut.
Terlepas dari kontroversi yang ada, Pemerintah Arab Saudi telah menegaskan komitmennya untuk memastikan bahwa pembangunan baru tersebut tidak akan mengganggu kesucian Mekkah.
Para pejabat menekankan bahwa bioskop dan proyek hiburan lainnya dirancang untuk melengkapi infrastruktur modern kota sambil melestarikan nilai religius kota tersebut.
Proyek Mekkah ini merupakan salah satu dari beberapa pengembangan hiburan yang dikejar oleh Seven di seluruh Kerajaan. Perusahaan ini berencana untuk menginvestasikan SR50 miliar di 21 destinasi hiburan terintegrasi di 14 kota, sebagai bagian dari strategi yang lebih besar untuk memosisikan Arab Saudi sebagai pusat budaya, hiburan, dan pariwisata di era pasca-COVID-19.
(red/ros)