Maskapai penerbangan utama negara itu telah mengalami serangkaian gangguan karena masalah terkait mesin yang sedang berlangsung pada pesawat Airbus SE A330-nya.
Malaysia Airlines mengatakan awal bulan ini bahwa mereka perlu mengurangi jaringan penerbangannya antara sekarang dan Desember. Pengembalian uang harus ditawarkan melalui alat pembayaran asli, kata kementerian transportasi Malaysia.
Awal tahun ini, Departemen Transportasi AS memerintahkan maskapai penerbangan untuk memberikan pengembalian uang otomatis untuk penerbangan yang dibatalkan atau ditunda secara signifikan.
Perlindungan bagi para pelancong di AS diperkuat setelah meningkatnya keluhan tentang maskapai penerbangan yang menolak atau menunda pengembalian uang.
Sementara itu, Australia telah mulai berkonsultasi tentang reformasi grosir untuk meningkatkan persaingan dan hak-hak konsumen dalam penerbangan, termasuk mempermudah penumpang untuk mendapatkan pengembalian uang.
Kepala Eksekutif Qantas Vanessa Hudson, berbicara kepada para investor setelah merilis hasil keuangan setahun penuh maskapai pada hari Kamis, mengatakan bahwa memaksa maskapai penerbangan untuk mengembalikan tiket untuk pembatalan dan penundaan hanya akan menambah biaya tiket, karena maskapai penerbangan akan berusaha untuk mendapatkan kembali biaya tambahan di tempat lain.
Malaysia mengatakan maskapai penerbangan yang kedapatan melanggar peraturan baru dapat didenda maksimal 200.000 ringgit (US$46.000) dan jumlahnya dapat lebih banyak untuk pelanggaran berikutnya.
(bbn)
