Sedangkan berdasarkan penggunaannya, per Juli 2024 perbankan paling banyak menyalurkan kreditnya untuk kredit investasi yang tercatat tumbuh 15,2%. Selanjutnya untuk modal kerja sebesar 11,6%, dan konsumsi senilai 10,98%.
“Itulah koordinasi kami yang dilakukan-kebijakan fiskal, OJK, KSSK, dimana kami terus mendorong penyaluran kredit melalui insentif KLM, dapat kami laporkan hingga Juni 2024 BI telah memberikan insentif KLM pada bank yang salurkan kredit ke sektor prioritas totalnya Rp255,8 triliun,” ucap Perry.
Sebagai informasi dalam Konferensi Pers Rapat Dewan Gubernur pekan yang lalu, Perry menyatakan perkembangan kredit perbankan juga ditopang sisi penawaran.
Menurut dia, minat penyaluran kredit didukung oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) Juli 2024 yang tercatat sebesar 7,72% (yoy), strategi realokasi alat likuid ke kredit oleh perbankan, serta dukungan Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) BI.
"Untuk memperkuat pendanaan, perbankan juga mengoptimalkan sumber pendanaan selain dari DPK, antara lain melalui penerbitan surat-surat berharga dan pinjaman," ungkap Perry.
(azr/lav)