Bloomberg Technoz, Jakarta - Apa yang dinantikan justru berakhir dengan kekecewaan. Inilah yang terjadi pada laporan kuartalan perusahaan teknologi AS Nvidia Corp. Saham Nvidia turun sekitar 8,4% setelah laporan tersebut dirilis, dimana harapan investor tidak mampu dijawab oleh produsen cip canggih khusus teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) ini.
“Ini bertentangan dengan ekspektasi yang tinggi dan tidak berkelanjutan,” sebut Kunjan Sobhani dan Oscar Hernandez Tejada dua analis Bloomberg Intelligence, dilansir Kamis (29/8/2024).
Pernyataan estimasi pendapatan pada kuartal ketiga jauh dari optimis yang hanya menargetkan US$32,5 miliar. Hal ini memicu kekhawatiran bahwa pertumbuhan eksplosifnya sedang memudar, dengan konsensus analis atas omzet Nvidia berada di US$31,9 miliar.
Hambatan produksi cip paling kuat di dunia, Blackwell, jadi salah faktor yang mengecewakan pasar. Pasalnya investor terbiasa dengan angka ‘ledakan’ pada kuartal ini namun pernyataan angka Nvidia tidak memenuhi syarat. Diketahui Blackwell adalah pembaruan prosesor AI yang paling dominan.
Meski mencatatkan penurunan harian, saham Nvidia masih berada di level kenaikan lebih dari dua kali lipat sepanjang 2024 (ytd) dan meraih 239% kenaikan jika dibandingkan penutupan saham tahun lalu. Analis memperkirakan harga Nvidia ada di US$37,9 miliar
Nvidia ada di peringkat kedua perusahaan paling bernilai di dunia dan menjadi penerima manfaat utama dari perlombaan untuk meningkatkan pusat data untuk menangani perangkat lunak AI. Sekitar 40% dari pendapatan Nvidia berasal dari operator pusat data besar, termasuk Google milik Alphabet Inc dan Meta Platforms Inc.
Raihan penjualan Nvidia sekecil apapun, telah menjadi indikator boom AI berikutnya. Jauh sebelum laporan pendapatan sudah ada sinyal kekhawatiran ada masalah pada desain Blackwell terbaru.
Nvidia mengatakan mereka membuat perubahan dengan tujuan meningkatkan hasil produksi—jumlah chip yang berfungsi yang keluar dari pabrik. Pada saat yang sama, perusahaan mengatakan bahwa mereka berharap dapat menghasilkan pendapatan “beberapa miliar dolar AS” pada kuartal keempat dari produk tersebut, dilansir Bloomberg News.
Chief Executive Officer (CEO) dan founder Jensen Huang pun berjanji, “kami akan memiliki banyak sekali pasokan, dan kami akan dapat meningkatkannya.”
Menciptakan Bubble
Saat dorongan investasi pusat data masih berlangsung dari para perusahaan teknologi besar, seperti induk Facebook, Meta Platform, terdapat kekhawatiran adanya kelebihan pasokan. Hal ini menciptakan risiko bubble.
Namun Jensen Huang punya teori yang berbeda. Dia bulang bahwa kondisi hari ini hanyalah awal dari era baru untuk teknologi dan ekonomi. Harapannya sangat tinggi. Nvidia telah menjadi saham dengan kinerja terbaik di Indeks S&P 500 tahun ini, melampaui keuntungan dari semua perusahaan semikonduktor lainnya.
Pencapaian Nvidia dengan nilai pasar lebih US$3 miliar bisa disejajarkan dengan total 10 perusahaan cip terbesar dunia. Sebuah cermin bahwa Nvidia kini tidak hanya lagi dikenal sebagai produsen cip khusus game PC (GPU) di era sebelumnya. Nvidia adalah sebuah entitas akselerator AI.
Dengan konfigurasi yang mirip dengan GPU, cip AI Nvidia paling dicari dalam pengembangan perangkat softawe kecerdasan buatan (model AI). Perangkat Nvidia menjadi otak dari pelatihan AI generatif yang tengah tren, dimana perangkat software mampu mengenali dan merespons masukan dari dunia nyata.
Komponen Nvidia juga digunakan dalam sistem yang kemudian menjalankan perangkat lunak, sebuah tahap yang dikenal sebagai inferensi, dan membantu layanan daya seperti ChatGPT dari OpenAI, dilansir dari Bloomberg News, Kamis (29/8/2024).
(wep)