“Dengan potensi perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif dan bergairah. Selain itu, akan mampu meningkatkan konsumsi rumah tangga dan memberikan kontribusi yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah sehingga target pertumbuhan ekonomi kuartal I-2023 sebesar 5% diharapkan dapat tercapai,” kata Sarman.
Tidak hanya itu, limpahan perputaran uang Lebaran diyakininya sanggup mengerek Pendapatan Asli Daerah (PAD), berkat potensi kenaikan penerimaan pajak dari sektor hotel, restoran, kafe, serta retribusi masuk destinasi wisata selama musim libur Lebaran tahun ini.
“Diharapkan pemerintah daerah dapat membantu kelancaran arus mudik dan memastikan para pengusaha di daerah tujuan tidak menaikkan harga yang jorjoran. Sehingga membuat para pemudik enggan membelanjakan uangnya. Pelaku usaha di daerah tujuan mudik, juga harus dapat menciptakan pelayanan yang berkesan dan menyenangkan, sehingga para pemudik tidak ragu membelanjakan uangnya selama liburan,” tutur dia.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sebelumnya memperkirakan jumlah pemudik tahun ini naik sebesar 14,2% dari tahun lalu, atau menjadi 123,8 juta orang dari realisasi pemudik pada 2022 sebanyak 85,5 juta orang.
Berdasarkan prediksi kementerian, peningkatan arus mudik akan terjadi sejak H-3 atau Rabu 19 April 2023, dan akan mencapai puncaknya pada H-1 atau Jumat 21 April 2023.
Untuk arus balik, puncaknya diestimasikan terjadi pada H+2 atau Selasa 25 April 2023 dan masih akan cukup tinggi hingga H+3 atau Rabu 26 April 2023.
"Persiapan kami lakukan sejak dini, sehingga kita bisa lebih siap dan masih punya waktu untuk memperbaiki kekurangan yang masih ada,” kata Budi Karya, pengujung Maret.
(wdh/frg)