Logo Bloomberg Technoz

Pengusaha Sawit Desak Bea Keluar Direvisi Saat Harga CPO Lesu

Dovana Hasiana
29 August 2024 07:10

Minyak kelapa sawit mentah./Bloomberg
Minyak kelapa sawit mentah./Bloomberg

Bloomberg Technoz, Jakarta – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) meminta pemerintah mengkaji ulang kebijakan bea keluar (BK), pungutan ekspor (PE), dan domestic market obligation (DMO) untuk ekspor minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) di tengah tren harga yang cenderung melembam.

Ketua Umum Gapki Eddy Martono mengatakan beban BK, PE, dan DMO CPO saat ini sekitar US$138 per ton. Hal ini pada akhirnya menyebabkan harga CPO Indonesia kalah kompetitif dibandingkan dengan minyak nabati lainnya, seperti minyak bunga matahari.

“Kalau harga sedang tidak kompetitif ya sementara komponen fiskal tersebut bisa diturunkan,” ujar Eddy kepada Bloomberg Technoz, dikutip Kamis (29/8/2024).

Eddy mengatakan penurunan komponen fiskal itu harapannya bisa dikompensasi dengan peningkatan volume ekspor. Dengan demikian, kas untuk PE bisa terkompensasi dengan peningkatan volume ekspor tersebut.

“Kalau itu turun kemudian volume ekspor bisa naik kan jadi mirip-mirip saja,” ujar Eddy. 

Cadangan minyak sawit dunia./dok. Bloomberg