Lebih lanjut, Sri Mulyani menyatakan kebijakan fiskal dalam APBN didesain fleksibel, tapi tetap berkelanjutan. Pasalnya, jika kebijakan fiskal didesain kaku, lalu terbawa arus akibat efek rambatan global, maka kredibilitas dari desain APBN menjadi dipertanyakan.
Ia menegaskan langkah kebijakan kontra-siklus yang dilakukan pemerintah untuk mengkerek perekonomian tetap memiliki batas dan masa pemberiannya. Sebab, jika kebijakan tersebut tidak dijaga disiplin dan rentang waktunya maka APBN bisa melampaui batas maksimumnya.
“Ini untuk jaga instrumen APBN tidak over-exploited sehingga bisa menggerus jangka menengah. Dalam 10 tahun terakhir memiliki reputasi yang sangat baik, saya berharap bisa terjaga terus dengan kerjasama DPR, Komisi XI, Banggar yang sangat baik,” tutupnya.
Adapun, hal tersebut ia sampaikan setelah memaparkan pergerakan nilai tukar rupiah serta imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) yang dipatok cukup tinggi melebihi pergerakannya akhir-akhir ini.
Menurut dia, asumsi yang konservatif tersebut dipatok akibat ketidakpastian global masih terus berlanjut yang menyebabkan pihaknya mendesain APBN secara hati-hati.
“Ini menggambarkan kehati-hatianan untuk menciptakan buffer agar APBN tidak mudah melambung atau bergerak pada saat ketidakpastian global masih ada. Kita tentu bisa berdiskusi dengan komisi XI dan juga mendengar dari Pak Gubernur,” ucap Sri Mulyani.
Pada pemberitaan sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan asumsi makro 2025, terutama nilai tukar rupiah dan imbal hasil SBN ditetapkan untuk mewaspadai penerbitan surat utang AS yang berpotensi membanjir akibat defisit fiskal Negeri Paman Sam yang terus melebar.
Pemerintah menetapkan asumsi kurs rupiah mencapai Rp16.100 per dolar AS dan yield SBN tenor 10 tahun 7,1% dalam rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) 2025.
Sri Mulyani menjelaskan kondisi defisit AS yang sangat besar dapat mendorong penerbitan surat utang AS yang begitu tinggi dan berpotensi menahan yield US Treasury yang efek rambatannya dapat menyasar Indonesia.
(azr/lav)