Sebagai informasi, Banggar mendorong agar pemerintah lebih progresif dalam menyelesaikan persoalan struktural yang sejak lama menghambat pertumbuhan ekonomi.
Ketua Banggar DPR Said Abdullah mengatakan, konsumsi domestik perlu terus dijaga dibarengi dengan inflasi yang terkendali rendah, investasi yang masuk harus dapat membuka lapangan kerja baru, serta memberikan nilai tambah atas produk ekspor.
“Setidaknya kita membutuhkan kontribusi investasi minimal 1,5%, dan ekspor 0,5% sebagai penyumbang pertumbuhan ekonomi tiap tahun. Dengan demikian tulang punggung permintaan bukan hanya konsumsi domestik,” ucap Said dalam rapat kerja dengan pemerintah di DPR, Selasa (27/8/2024).
Pada awalnya, Said membacakan ulang usulan target pertumbuhan ekonomi 2025 yang diajukan pemerintah dalam RAPBN 2025 sebesar 5,2% (yoy). Namun, ia menyatakan target yang dipatok oleh pemerintah pada tahun-tahun sebelumnya juga jarang mencapai target.
Menurut dia, Indonesia masih menghadapi berbagai persoalan struktural seperti ekonomi biaya tinggi karena perizinan dan masifnya praktik korupsi, ketidakpastian hukum, kualitas SDM yang belum terampil, konektivitas antar wilayah yang belum baik, dan menurunnya demokrasi.
“Berbagai persoalan ini sudah kita bincangkan sudah lama sekali. Namun seolah belum cukup energi untuk keluar sepenuhnya dari persoalan ini,” ucap Said.
(azr/lav)