"Kenapa sih tidak diproduksi di Indonesia saja? Beliau [pengusaha] menyampaikan, 'industri di Indonesia tidak efisien'. Mungkin ini saatnya Pak Budi [Ketua Hippindo] kita bahas di forum ini. Tidak efisiennya di mana? Dan di sini juga ada Pak Menko [Airlangga Hartarto], mungkin rekomendasi dari pertemuan ini nanti bisa dibicarakan di kantor Menko sehingga bisa disisir persoalan-persoalan yang menyebabkan industri kita tidak efisien," tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga menekankan pentingnya dukungan terhadap UMKM, berupa strategi penempatan produk UMKM di pusat perbelanjaan agar lebih terlihat dan memiliki akses yang lebih baik terhadap konsumen.
Untuk itu, ia meminta agar pelaku usaha ritel memberikan perhatian khusus terhadap produk-produk UMKM.
"Jadi harus ada keberpihakan alokasi untuk para UMKM ini, perlu ada keberpihakan karena kita lihat di dalam situasi secara nasional kita tidak ingin mendapatkan yang namanya chilean paradox, kekayaan bertumpuk di atas, banyak landlord dan yang lain middle class-nya tipis," kata Airlangga.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistika (BPS), jumlah perusahaan industri skala mikro hingga data terakhir pada 2022, terus mengalami kenaikan sejak 2020. Pada 2020 terdapat sebanyak total 3.909.718 unit usaha mikro yang pada 2021 naik 1,17% menjadi 3.956.083 unit usaha.
Sementara untuk tahun 2022 juga mengalami kenaikan hingga 4,04%.
(prc/wdh)