Ketiga faktor risiko dan populasi yang rentan menjadi terkena dampaknya. "Jadi ini ada faktor risikonya ya tadi perilaku seks aman tidak sehat dan perilaku hidup sehatnya yang juga ditinggalkan diabaikan dan ada populasi yang rentan ya antara lain tadi MSM atau LSL, lelaki suka lelaki," beber Dicky
"Jadi, ini sebetulnya dianggap sebagai epidemi. Dan sebelumnya juga makanya saya selalu menyebut ketika ini mpox dicabut Public Health Emergency of International (PHEIC), pada Mei 2023 lalu, ini silent epidemic, memang dia epidemi ya," tambah Dicky.
Kemudian Dicky melakukan penilaian ketika berbicara endemi pada penyakit cacar atau Mpox. Ia mengatakan kriteria endemi harus mengacu pada keberadaan konsern atau penyakit itu ada terus-menerus, nggak hilang-hilang tapi stabil.
Sehingga pola penyakit bisa diprediksi musim hujan muncul, seperti Demam Berdarah Dengue (DBD) atau ketika kepadatan tinggi seperti musim mudik seperti Covid-19.
"Jadi itu ciri khas, ada selalu, konstan, atau kehadiran yang konstan kemudian adaptasi populasi jadi populasi sudah mengembangkan imunitas ya terhadap penyakit,"jelas Dicky.
Kemudian kriteria berikutnya yaitu kontrol berkelanjutan, jadi meski ada upaya pengendalian pencegahan yang bisa mencegah lonjakan signifikan
"Jadi, ini kasus Mpox dulu endemi di Afrika, khususnya daerah Kongo, tapi sekarang tidak seperti itu dia sudah memenuhi kriteria epidemi," terang Dicky.
Untuk masuk dalam kategori pandemi, Dicky menjelaskan penyakit mpox harus menyebar dan melibatkan banyak negara atau benua dan banyak populasi bukan hanya LSL saja, tetapi di luar populasi tersebut.
"Artinya kriteria pandemi itu umumnya, satu penyebaran nya global, kemudian tingkat penularan tinggi cepat mudah antar manusia, ini tidak terpenuhi penularan tidak tinggi, tidak cepat,"tutur Dicky,
Lalu kriteria pandemi juga ada dampak kesehatan yang signifikan bisa mobilitas, mortalitas."Ini ada tapi tidak terlalu dampak secara ekonomi sosial beda waktu Covid-19," terang Dicky.
Dan kemudian biasanya virus tidak harus virus atau patogen baru. Pada kasus cacar monyet atau Monkeypox ini kaitannya dengan vaksin, disebut Dicky bahwa sampai saat ini belum ada obatnya,
"Kalau bicara Mpox vaksinnya ada, walaupun smallpox tapi itu cukup efektif, obat sebenarnya belum ada," jelas Dicky.
"Kebaruan dari patogen itu atau penyebab penyakit ini itu kaitan ada belum adanya imunitas di populasi yang signifikan, jadi karena baru jadi sedikit atau bahkan tidak ada imunitas pada populasi global. Ini tidak terpenuhi, karena sebagian kelahiran terutama 1980 ke bawah itu generasi dibawah itu, termasuk saya pernah menerima vaksin smallpox, sehingga punya kekebalan itu yang membantu mengatasi pergerakan virus penyebab mpox ini," tambah Dicky.
Dicky lebih lanjut mengatakan bahwa kasus cacar monyet atau Monkeypox masih jauh masuk kategori pandemi karena melihat kriteria jenis keadaan penyakitnya.
Ia pun menyebutkan kewenangan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan sebagai Public Health Emergency of International (PHEIC) lantaran sudah memenuhi syarat kriterianya.
"Karena dia apa? Kejadiannya luar biasa, ada risiko kesehatan masyarakat ynag serius. Penyebaran internasional antar lintas batas negara dan memerlukan respon internasional kolaborasi. Ini yang artinya sangat tepat ditetapkan PHEIC dan status bicara penyakit dalam kondisi epidemi, belum bukan pandemi," tandas Dicky.
(dec/spt)