Namun, Dadan menggarisbawahi saat ini harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) Juli 2024 berada pada level US$82/barel. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan Juni sebesar US$79,3/barel.
Selain itu, ICP dalam asumsi makro pada rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) 2025 juga diusulkan sebesar US$82/barel.
Minyak mentah Brent untuk pengiriman Oktober hari ini naik 0,1% menjadi US$79,66/barel pada pukul 11:41 pagi di Singapura. Minyak mentah WTI untuk pengiriman Oktober naik 0,2% menjadi US$75,65/barel.
Tidak Impor dari Libya
Dadan juga memastikan Indonesia saat ini tidak melakukan impor minyak mentah dari Libya. Dengan kata lain, keputusan pemerintah Libya timur yang mengatakan akan menutup produksi dan ekspor minyak mentah tidak serta-merta berdampak pada pasokan minyak mentah Indonesia.
Selain itu, Dadan mengatakan perusahaan minyak dan gas (migas) Indonesia juga tidak memiliki aset di Libya. PT Pertamina (Persero) memang memiliki aset, tetapi berhenti beroperasi seiring terjadinya konflik di negara tersebut.
“Medco juga baru divestasi dari kepemilikannya di aset migas di Libya baru-baru ini,” ujarnya.
Pemerintah Libya timur menyatakan keadaan kahar atau force majeure pada semua ladang minyak, terminal, dan fasilitas, saat bertikai dengan saingannya yang berbasis di Tripoli untuk mengendalikan bank sentral dan kekayaan minyak anggota OPEC.
Ancaman terhadap pasokan dari negara Afrika Utara tersebut menyusul pertukaran tembakan antara Israel dan Hizbullah di Lebanon selama akhir pekan.
Meskipun kedua belah pihak mengatakan bahwa mereka telah mengakhiri operasi militer untuk saat ini, pasar masih mengawasi tanda-tanda dampak lebih lanjut dari perang 11 bulan di Gaza.
(dov/wdh)