Sementara saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) pada perdagangan Jumat (14/4/2023) ditutup menguat 1,9% dengan berhasil menyentuh level All Time High (ATH). Jika mencermati pergerakan secara bulanan, saham BBRI menguat 6% dengan saat ini bergerak pada kisaran harga Rp4.980/saham. Sepanjang Senin siang ini saham BBRI bergerak di antara Rp4.970 hingga Rp5.075.
Kemudian, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) juga bergerak di zona hijau dengan kenaikan 3,5% secara bulanan pada harga Rp5.200/saham. Sepanjang Senin siang ini saham BMRI bergerak di antara Rp5.150 hingga Rp5.250.
Walau secara bulanan ada di peringkat empat, akan tetapi jika mencermati secara tahunan, saham BMRI telah melesat 31%. BMRI jadi saham tercuan dalam satu tahun terakhir di antara perbankan 'The Big Four' lainnya.
Ratih Mustikoningsih, Financial Expert Ajaib Sekuritas memaparkan, berdasarkan rilis data perekonomian dalam negeri mencerminkan fundamental ekonomi Indonesia semakin kuat. Adapun data cadangan devisa (cadev) pada Maret 2023 menguat menjadi level US$145,2 miliar, dibandingkan Februari 2023 sebesar US$140,3 miliar.
“Posisi cadev yang kuat berpotensi menopang ekonomi eksternal Indonesia dari fluktuasi ekonomi global,” tulis Ratih dalam riset yang diterbitkannya, dikutip Senin (17/4/2023).
Selain itu, tren positif laju IHSG turut memberikan optimisme akan kenaikan saham-saham bank, terutama saham BBCA, BBNI, BBRI dan BMRI. Adapun katalis positif lanjutannya datang dari laporan kinerja emiten yang sangat memuaskan, dan diikuti pembagian dividen.
Kinerja kuartalan 'The Big Four' juga diprediksi meningkat, seiring dengan pertumbuhan ekonomi masyarakat dan aktivitas berbelanja yang kian ekspansif. Hal inilah yang turut mendorong penguatan harga saham emiten bank sepanjang April.
"Katalis positif yang menopang pertumbuhan ekonomi domestik turut tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Maret 2023 sebesar 123,3, lebih tinggi dari perolehan bulan sebelumnya sebesar 122,4,” jelas Ratih.
Lanjutnya, jika mencermati data historis laju IKK menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), akan mengalami peningkatan akibat tingginya konsumsi masyarakat pada periode tersebut.
Senada, Tim Research RHB Sekuritas Fiona Leong dan Andrey Wijaya dalam risetnya juga melihat ekonomi Indonesia masih on-track dalam jalur menuju normalisasi.
RHB Sekuritas menilai, Bank BCA memiliki posisi keuangan dan permodalan kuat. Net Interest Income (NII) disinyalir akan meningkat karena pertumbuhan kredit yang berkelanjutan dan terus makin ekspansifnya Net Interest Margin (NIM).
"Sementara Operational Expenditure (OPEX), dan Cost Of Credit (CoC) tetap terkendali dengan sangat baik," jelasnya.
Fatur Aria, Investment Specialist Mirae Asset Sekuritas Indonesia, memproyeksikan industri perbankan tetap memiliki prospek yang sangat cerah, dan sejalan dengan pergerakan harga sahamnya.
“Sepanjang tahun ini, laju pertumbuhan kredit akan tetap tinggi. Hal ini ditopang berlanjutnya pemulihan ekonomi dalam negeri. Apalagi dari sisi likuiditas keempat emiten ini relatif sangat memadai,” kata Fatur kepada Bloomberg Technoz, Senin (17/4/2023).
Hal itu, menjadi salah satu alasan investor asing, dan investor retail berinvestasi ke saham-saham perbankan. Tercermin pada catatan Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing mencetak net buy sejumlah Rp1,64 triliun ke saham BBRI hanya dalam kurun waktu satu minggu terakhir.
Disusul oleh angka net buy pada saham BBCA sebesar Rp1,33 triliun, saham BBNI senilai Rp453,81 miliar, dan saham BMRI Rp75,82 miliar.
(fad/wep)