Total pendapatan tersebut masih dikontribusikan oleh penjualan batu bara kepada pihak ketiga yang tercatat sebesar US$2,81 miliar. Dari total itu, penjualan ekspor dan impor masing-masing tercatat US$2,29 miliar dan US$524,4 miliar.
Seiring turunnya pendapatan, beban pokok pendapatan ADRO juga turut menyusut 13% secara tahunan menjadi US$1,76 miliar dari sebelumnya, US$2,03 miliar. Alhasil, laba bruto tersisa sebesar US$1,20 miliar.
Setelah diakumulasi oleh pos beban dan pendapatan lainnya, ADRO membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar US$778,7 juta atau setara Rp12,06 triliun, turun 11% secara tahunan.
Sementara itu, ADRO mencatatkan total aset hingga akhir Juni 2024 sebesar US$10,26 miliar, turun tipis dari posisi akhir Desember 2023 yang sebesar US$10,47 miliar. Jumlah liabilitas dan ekuitas masing-masing tercatat sebesar US$2,56 miliar dan US$10,47 miliar.
(ibn/dhf)