Logo Bloomberg Technoz

Rilis indeks kepercayaan konsumen Conference Board Amerika yang melampaui ekspektasi pasar tadi malam, membuat pasar tergiring menurunkan spekulasi pemangkasan lebih banyak bunga The Fed. Indeks dolar AS pagi ini di Asia juga melanjutkan kenaikan walau masih di level rendah di 101,67 pasca ditutup di level terlemah sejak Juli 2023 kemarin.

Secara teknikal nilai rupiah sudah berada di level support psikologis di zona Rp15.500-Rp15.550/US$. Bila level terakhir berhasil tembus, maka mengkonfirmasi laju support selanjutnya kembali kepada level Rp15.570/US$ dalam jangka menengah.

Analisis Teknikal Nilai Rupiah Rabu 28 Agustus 2024 (Riset Bloomberg Technoz)

Momentum hilang

Mengacu pada analisis teknikal mata uang Asia yang dilansir oleh Bloomberg, Relative Strength Index mata uang Asia saat ini telah menembus level 80, jauh di atas level yang biasanya dianggap overbought.

Hal itu mungkin menjadi sinyal bahwa reli rajam penguatan mata uang Asia kini mulai kehilangan momentum, seiring sudah pudarnya tuah dari pidato Jerome Powell, Gubernur Federal Reserve, yang memantik euforia pasar sejak Jumat.

"Kami memperkirakan sebagian besar mata uang Asia akan mengalami kenaikan lebih lanjut dari waktu ke waktu, meskipun reli terbesar mereka mungkin sekarang sudah berlalu," tulis Capital Economics dilansir oleh Bloomberg. "Menurut kami dorongan dari suku bunga relatif mungkin telah mencapai puncaknya."

Namun, beberapa mata uang mungkin masih memiliki ruang untuk naik lebih tinggi dari yang lain.

"Kecuali terjadi guncangan pada ekonomi global dan pasar keuangan, menurut kami tepat untuk menilai apakah mata uang Asia seperti rupiah dan peso Filipina dapat memulihkan lebih banyak kerugian mereka pada 2022-2023 seperti ringgit dan, sampai batas tertentu, baht," kata Philip Wee, kepala strategi mata uang senior di DBS.

(rui)

No more pages