Logo Bloomberg Technoz

Harga emas juga mencerminkan penurunan tingkat inflasi yang disesuaikan dengan tingkat imbal hasil AS, di mana untuk yield US Treasury 10Y telah turun 90 bps dari puncak kenaikan bunga The Fed yang terjadi pada Oktober lalu.

Harga emas dunia selama ini memang sensitif terhadap pergerakan nilai dolar. Indeks dolar AS tercatat sudah tergerus 5% pada kuartal ini di mana harga pada saat yang sama harga emas melesat hampir 9%.

Pergerakan harga emas membuktikan bahwa konveksitas dalam siklus bunga The Fed saat ini, menurut Ram. Hal itu tecermin dari ketangguhan harga emas mempertahankan nilainya pada 2022 lalu bahkan ketika The Fed menaikkan bunga hingga 425 bps. Sedangkan pada 2023, harga emas mencatat kenaikan 13% ketika The Fed masih mengerek bunga sebanyak 100 bps lagi.

Dengan histori itu, dimulainya siklus pemangkasan bunga The Fed akan membuat lonjakan harga emas semakin tak terbendung. Pada periode krisis 2007-2008 misalnya, harga emas naik 36%.

Begitu juga saat pandemi Covid-19 melanda, harga emas membukukan lonjakan kenaikan nilai sampai 25%. Bedanya dengan saat ini, potensi kenaikan harga emas mungkin akan lebih terkendali karena belum ada tanda-tanda krisis sistemik akan terjadi dalam waktu dekat.

(rui)

No more pages