Logo Bloomberg Technoz

Pasar memprediksi, inflasi inti PCE dalam hitungan tiga bulan yang disetahunkan akan menyentuh level 2,1%, sedikit di atas target The Fed di 2%.

Harga emas telah melesat lebih dari 20% sepanjang tahun ini terutama disokong oleh ekspektasi penurunan suku bunga The Fed dan aksi pembelian besar-besaran emas oleh bank sentral di banyak negara. Tensi ketegangan di Timur Tengah dan Ukraina juga menjadi bahan bakar kenaikan logam mulia ini.

Analisis teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian, emas masih bertahan di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 63,40. RSI di atas 50 menandakan suatu aset berada di zona bullish.

Namun, perlu diperhatikan indikator Stochastic RSI sudah menyentuh 80,68. 'Sedikit' di atas 80 yang berarti tergolong mulai memasuki fase jenuh beli (Overbought).

Dengan itu, bukan tidak mungkin kenaikan lanjutan harga emas akan terbatas dan mulai masuk fase konsolidasi. Target resistance potensial terdekat adalah di US$ 2.540 per troy ounce

Penembusan di titik ini berpotensi membawa harga emas naik lagi menuju rentang US$ 2.570 hingga US$ 2.600 per troy ounce.

Cermati pivot point di US$ 2.500 di mana bila itu tertembus, maka target support selanjutnya di US$ 2.480 bisa terkonfirmasi.

Pergerakan Harga Emas Masih di Zona Bullish (Bloomberg)

Potensi kenaikan harga

Beberapa bank investasi global bahkan memprediksi, harga emas bisa ke US$3.000 per troy ounce tahun depan. Sementara dalam jangka pendek atau sampai akhir tahun nanti, ada peluang harga emas menyentuh US$2.600 per troy ounce.

Bank investasi terkemuka, Citigroup, memperkirakan harga emas bisa menyentuh US$3.000 per troy ounce pada pertengahan 2025 nanti, didukung oleh arus masuk modal ke Exchange Trade Fund (ETF) emas yang sudah berlangsung signifikan dalam lebih 12 bulan terakhir.

Selain dipicu oleh perubahan kebijakan moneter yang lebih longgar, harga emas juga semakin berkilau karena peningkatan risiko resesi di negara-negara besar.

Bank investasi asal Amerika Goldman Sachs juga melempar prediksi, harga emas dunia bisa menyentuh US$2.700 per troy ounce. Prediksi harga itu keluar pada April ketika ekspektasi terhadap penurunan bunga The Fed belum sekuat saat ini. 

Goldman Sachs menilai, emas berada dalam zona bull market yang sulit digoyang. "Kenaikan harga banyak didorong oleh pembelian bank sentral emerging market, juga pembelian ritel oleh konsumen di Asia," kata Nicholas Snowdon dalam catatannya.

Semula bank investasi ini memprediksi harga emas di US$2.300 pada akhir tahun ini. Namun, kombinasi faktor di atas ditambah makin kuatnya peluang penurunan bunga The Fed membuat harga emas berpeluang memecah rekor tertinggi hingga ke US$2.700 tahun ini.

(rui)

No more pages