Vaksin kanker merupakan bagian penting dari strategi pascapandemi Moderna karena kebutuhan akan vaksin Covid sepi.
Kepala Petugas Medis Merck Eliav Barr dalam sebuah wawancara mengatakan perusahaan kemungkinan perlu membuktikan efeknya dalam uji coba tahap akhir yang jauh lebih besar sebelum meminta persetujuan pemerintah AS.
Barr mengatakan mereka bersiap untuk menyelesaikan studi fase ketiga yang akan dimulai akhir tahun ini.
Sejak kedua perusahaan merilis hasil awal dari pengobatan kombinasi vaksin kanker ini pada bulan Desember, para analis dan dokter memperdebatkan besarnya efek dan metode yang digunakan untuk menghitungnya.
Data terperinci yang dipresentasikan pada konferensi tersebut menunjukkan bahwa pengobatan tersebut harus diteliti pada lebih banyak pasien, kata Sapna Patel, ahli onkologi medis melanoma di MD Anderson Cancer Center di Houston.
“Ini terlihat lebih efektif dari sekedar perawatan standar dan studi fase 3 akan menjadikan itu benar-benar efektif,” kata Patel.
Dalam uji coba pengobatan kombinasi ini, para pasien duberikan dua obat setelah melanoma diangkat dengan operasi. Moderna menganalisis urutan genetik tumor setiap pasien untuk membuat vaksin yang mengajarkan sistem kekebalan tubuh untuk mengenali pertanda pertumbuhan abnormal.
Para pasien menjalani pengobatan itu setiap tiga minggu dengan total sembilan dosis. Mereka juga diberikan Keytruda setiap tiga minggu hingga 18 perawatan.
Merck dan Moderna berencana menguji kombinasi tersebut pada kanker lain yang juga menggunakan Keytruda sebagai obat. Mereka bertujuan untuk memulai studi kanker paru-paru segera setelah memulai percobaan melanoma yang berikutnya, kata Barr.
(bbn)