Tim Loh - Bloomberg News
Bloomberg, Indonesia akan bergabung dalam perkumpulan ‘new climate’ yang menjadi bagian dari negara-negara kelompok tujuh atau G-7, seperti disampaikan Kanselir Jerman Olaf Scholz.
Perkumpulan yang merupakan hasil bentukan Scholz tahun lalu ini dimaksudkan untuk mengkoordinasikan sejumlah peraturan dunia yang terkait dengan iklim. Tujuan lainnya adalah menghindari perselisihan terkait perdagangan dan tarif energi hijau.
Indonesia akan menerima dana sekitar miliaran euro di masa mendatang dari para negara maju dan investor swasta. Dana digunakan untuk mempercepat transisi energi kotor menuju energi bersih, atau meninggalkan dari bahan bakar fosil menuju energi baru dan terbarukan (EBT).
Scholz menyampaikan hal ini dalam pidato pembukaan pameran dagang Hannover Messe 2023, yang juga dihadiri oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
Diketahui Jokowi telah mencanangkan target untuk Indonesia pada 2025 agar sekitar 23% sumber energi yang dihasilkan berasal dari EBT. Seluruh energi kotor yang berasal dari pembangkit listrik tenaga uap batu bara juga akan ditutup pada tahun 2050.
Scholz tengah gencar mencari dukungan untuk ambisi proyek perubahan iklim di Jerman. Dibutuhkan dorongan untuk menggencarkan pembangunan pembangkit EBT dan secara bertahap menghapus pembangkit listrik bertenaga nuklir. Proyek Scholz ini juga merupakan upaya menghapus ketergantungan energi dari gas alam Rusia.
Scholz juga berusaha mengajak negara lain mempercepat agenda iklim ini, seraya menciptakan lebih banyak kesempatan bagi perusahaan-perusahaan Eropa untuk mengambil untung dari transformasi energi ini.
Scholz menegaskan, pimpinan-pimpinan negara Eropa harus mempercepat dialog dengan Indonesia, India, serta Meksiko perihal perdagangan.
Scholz menyarankan kepada Eropa memberi penawaran yang lebih baik kepada negara-negara yang memiliki material logam tanah jarang (rate earth) agar mereka diuntungkan saat memproduksi atau mengolah rare earth tersebut.
-Dengan asistensi Michael Nienaber.
(bbn)