Bahlil bahkan juga menyinggung sedikit soal anggaran untuk sektor energi baru dan terbarukan (EBT) begitu kecil, padahal negara menurutnya tengah dalam proses memasuki massa transisi energi.
"Bu, anggaran ibu [Ditjen EBTKE] kecil banget ya, padahal kita rencana mau memakai transisi energi. Ini kalau orang Papua bilang; 'tulis lain, baca lain, bikin lain', begini nih, latihan lain, main lain, bagaimana mungkin anggaran si kecil ini bisa kita bicara tentang transisi energi?" keluhnya.
Lebih lanjut, Bahlil menekankan separuh anggaran pagu 2025, yaitu sekitar Rp5,38 triliun atau 57,3%, dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur masyarakat dan survei sumber daya alam.
Proyek yang dibiayai meliputi pipa gas Cisem tahap dua, bantuan pasang baru listrik, pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH), pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), dan mitigasi bencana geologi.
Untuk diketahui, RKA/KL pada tahun 2025 yang hanya mencapai Rp9,38 triliun.
Berikut daftar pagu anggaran 2025 untuk masing-masing sektor ESDM:
- Sekjen ESDM: Rp553,6 miliar
- Irjen ESDM: Rp138,6 miliar
- Ditjen Migas: Rp4,84 triliun
- Ditjen Ketenagalistrikan: Rp496 triliun
- Ditjen Minerba: Rp735,9 miliar
- Dewan Energi Nasional: Rp63,7 miliar
- BPSDM ESDM: Rp 617,9 milia
- Badan Geologi: Rp 929,6 miliar
- BPH Migas: Rp 254,2 miliar
- Ditjen EBTKE: Rp 657 miliar
- BPMA: Rp 92 miliar
(prc/wdh)