Pernyataan yang sangat ditunggu-tunggu tersebut turut didukung oleh probabilitas di CME FedWatch Tools yang saat ini sudah mencapai 100% bulat memperkirakan akan ada pemangkasan Federal Funds Rate pada September. Pertanyaannya hanya ‘Seberapa’ besar.
Berlanjut juga pada November dan Desember sehingga total akan ada tiga kali probabilitas pemangkasan suku bunga di sisa tahun 2024.
Antisipasi pemangkasan The Fed Rate di September 2024 mendorong saham-saham rate-sensitive, terutama saham bank, otomotif, properti dan real estate, juga termasuk saham semen untuk sebaiknya dicermati.
“Pada Kuartal IV-2024, kami harapkan sektor-sektor sensitif suku bunga seperti bank, otomotif, semen, dan properti akan mengungguli pasar,” mengutip riset RHB Sekuritas perihal Market Strategy di masa pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed.
Di saat bersamaan, Bank Indonesia juga memperkirakan Federal Reserve bisa menurunkan suku bunga acuan lebih cepat dan lebih dalam. Ini karena Ekonomi di Negeri Paman Sam sudah mulai melambat pada semester II-2024.
Pada pertemuan 20–21 Agustus, Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia menyebut perlambatan Ekonomi AS berdampak pada angka pengangguran dan melambatnya inflasi lebih cepat ke arah sasaran jangka panjang yaitu 2%.
Senada dengan The Fed, Bank Indonesia juga membuka peluang pengguntingan suku bunga acuan yang akan berlangsung pada Kuartal IV-2024.
"Kami masih tetap akan melihat ruang terbuka bagi penurunan BI-Rate pada Kuartal IV-2024," ungkap Perry dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) edisi Agustus yang tetap mempertahankan BI Rate di 6,25%.
Secara spesial, diperkirakan BI akan memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin pada Oktober 2024, diikuti oleh empat penurunan tambahan sebesar 25 bps sepanjang tahun 2025.
“Sejalan dengan tindakan yang diproyeksikan oleh Federal Reserve (FOMC) Amerika Serikat, meskipun dengan time-lag satu bulan,” jelas RHB Sekuritas.
Pemotongan suku bunga BI yang lebih awal dari perkiraan dapat berdampak positif pada sektor-sektor yang sensitif terhadap suku bunga, termasuk,
- Saham Bank, terutama bank-bank besar dengan likuiditas ketat, bank kecil hingga menengah, dan bank digital (BBRI, BBNI, BBTN, BNGA, BBYB, BJBR)
- Saham Otomotif (ASII, AUTO)
- Saham Properti (PWON, SMRA)
- Saham Semen dan Bahan Bangunan (SMGR, ARNA)
- Saham Perusahaan dengan eksposur utang tinggi (JSMR, ADHI, WIKA, PTPP)
Sementara itu, Mirae Asset Sekuritas juga memaparkan hal serupa dalam riset terbarunya, yang mengutarakan tentang kepercayaan terhadap pemotongan Federal Funds Rate pada September.
“Berdasarkan komentar terbaru BI, diperkirakan akan mulai memangkas suku bunga sebesar 25 bps pada Oktober, menyusul pemotongan FFR pada September, menurut kami. Kami mempertahankan perkiraan untuk total pemotongan 50 bps oleh BI di Semester II-2024, sehingga suku bunga menjadi 5,75% pada tutup tahun,” tulisnya.
Berdasarkan potensi akan sentimen tersebut, Mirae Asset Sekuritas mengunggulkan saham-saham berikut,
- Perbankan (BMRI, BBRI, dan BBCA)
- Non-Cyclical Consumer (ICBP dan MYOR)
- Cyclical Consumer (ACES dan MAPI)
- Farmasi (SIDO)
- Industri (ASII)
- Telekomunikasi (TLKM)
Keenam kumpulan saham ini akan diuntungkan saat suku bunga lebih rendah, juga nantinya akan menghasilkan hasil positif bagi pertumbuhan Ekonomi Tanah Air.
Sebagai salah satu acuan, berikut rekomendasi saham dan juga target harga saham keseluruhan berdasarkan konsensus Bloomberg, mengutip data pada Rabu 28 Agustus 2024,
Rekomendasi dan Target Harga Saham
BBRI
Buy: 31 Analis
Hold: 2
Sell: 2
Target harga 12 Bulan ke depan: Rp5.727/saham
BBNI
Buy: 32 Analis
Hold: 4
Sell: 0
Target harga 12 Bulan ke depan: Rp6.173/saham
BBTN
Buy: 18 Analis
Hold: 4
Sell: 0
Target harga 12 Bulan ke depan: Rp1.703/saham
BNGA
Buy: 5 Analis
Hold: 2
Sell: 0
Target harga 12 Bulan ke depan: Rp2.226/saham
BBYB
Buy: 6 Analis
Hold: 0
Sell: 0
Target harga 12 Bulan ke depan: Rp571/saham
BJBR
Buy: 1 Analis
Hold: 3
Sell: 0
Target harga 12 Bulan ke depan: Rp1.048/saham
BMRI
Buy: 31 Analis
Hold: 5
Sell: 0
Target harga 12 Bulan ke depan: Rp7.709/saham
BBCA
Buy: 31 Analis
Hold: 4
Sell: 0
Target harga 12 Bulan ke depan: Rp11.377/saham
ASII
Buy: 25 Analis
Hold: 4
Sell: 3
Target harga 12 Bulan ke depan: Rp5.635/saham
AUTO
Buy: 9 Analis
Hold: 1
Sell: 0
Target harga 12 Bulan ke depan: Rp2.920/saham
PWON
Buy: 20 Analis
Hold: 1
Sell: 0
Target harga 12 Bulan ke depan: Rp569/saham
SMRA
Buy: 18 Analis
Hold: 2
Sell: 0
Target harga 12 Bulan ke depan: Rp756/saham
SMGR
Buy: 17 Analis
Hold: 10
Sell: 0
Target harga 12 Bulan ke depan: Rp4.730/saham
ARNA
Buy: 4 Analis
Hold: 0
Sell: 0
Target harga 12 Bulan ke depan: Rp856/saham
JSMR
Buy: 20 Analis
Hold: 0
Sell: 0
Target harga 12 Bulan ke depan: Rp6.509/saham
ADHI
Buy: 4 Analis
Hold: 2
Sell: 0
Target harga 12 Bulan ke depan: Rp530/saham
PTPP
Buy: 6 Analis
Hold: 0
Sell: 0
Target harga 12 Bulan ke depan: Rp700/saham
ICBP
Buy: 34 Analis
Hold: 0
Sell: 0
Target harga 12 Bulan ke depan: Rp13.669/saham
MYOR
Buy: 21 Analis
Hold: 2
Sell: 0
Target harga 12 Bulan ke depan: Rp3.192/saham
ACES
Buy: 19 Analis
Hold: 4
Sell: 2
Target harga 12 Bulan ke depan: Rp954/saham
MAPI
Buy: 24 Analis
Hold: 3
Sell: 0
Target harga 12 Bulan ke depan: Rp1.849/saham
TLKM
Buy: 36 Analis
Hold: 3
Sell: 0
Target harga 12 Bulan ke depan: Rp3.932/saham
SIDO
Buy: 20 Analis
Hold: 8
Sell: 0
Target harga 12 Bulan ke depan: Rp831/saham
Disclaimer
Artikel ini bukan ajakan dari Bloomberg Technoz untuk membeli saham tertentu. Semua risiko investasi yang dilakukan investor menjadi tanggungjawab secara mandiri.
(fad/ain)