Logo Bloomberg Technoz

Terlebih, pihaknya memprediksi suku bunga bank sentral AS akan dipangkas sebanyak tiga kali dengan total penurunan 100 basis poin (bps) dari sebelumnya yang diekspektasikan sebesar 75 bps.

Bendahara Negara juga menyatakan kondisi rupiah dalam enam bulan terakhir memberikan pelajaran yang luar biasa bagi pihaknya, sebab pada tiga bulan yang lalu rupiah serta mata uang negara lain mengalami tekanan depresiasi yang sangat besar.

Namun, dua minggu terakhir rupiah telah mengalami apresiasi yang Sri Mulyani klaim mengalami perbaikan yang cukup kuat.

“Ini menggambarkan bahwa ada faktor global yang mempengaruhi terutama dari sisi negara-negara maju yang memiliki dampak kepada seluruh dunia. Namun pada saat yang sama rupiah juga ditopang fondasi ekonomi indonesia, terutama pada outlook neraca pembayaran,” ucapnya.

Oleh sebab itu, Sri Mulyani menekankan bahwa kinerja ekspor dan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) menjadi faktor penting dalam menjaga fondasi tersebut dan kinerjanya sangat dipengaruhi oleh produktivitas serta kompetitivitas ekonomi RI.

Sementara itu, Bendahara Negara juga mengklaim fiskal Indonesia memiliki kredibilitas yang terjaga sehingga dapat menarik arus modal kembali pada saat terjadi ketidakpastian global.

“Oleh karena itu kita mengapresiasi untuk bisa membahas mengenai nilai tukar maupun yield SBN terutama pada situasi yang masih sangat dinamis baik dari sisi global maupun di dalam negeri,” kata Sri Mulyani.

Pada kesempatan sebelumnya, Anggota DPR RI Fraksi PDIP Adisatrya Suryo Sulisto menilai penetapan rupiah pada level Rp16.100/US$ tak sejalan dengan tren penguatan rupiah yang terjadi saat ini. Ia menyebut, saat ini rupiah terus mengalami penguatan hingga level Rp15.700/US$.

“Penetapan nilai tukar rupiah yang melemah tersebut tidak sejalan dengan upaya kita selama ini untuk memperkuat nilai tukar rupiah dan tren peningkatan kebijakan moneter global, khususnya The Fed pada tahun 2025,” ucap Adisatrya dalam penyampaian pandangan umum Fraksi atas RUU APBN Tahun Anggaran 2025 beserta Nota Keuangannya di DPR RI, Selasa (20/8/2024).

Oleh karena itu, pihaknya berpandangan bahwa pemerintah seharusnya menetapkan asumsi nilai tukar rupiah seperti dalam kesepakatan pembahasan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2025.

“Yaitu pada rentang nilai tukar rupiah Rp15.300 - Rp15.900 [per dolar AS],” pungkasnya.

Di sisi lain, Anggota DPR RI Fraksi Partai Demokrat Vera Febyanthy mengatakan, dengan asumsi kurs yang dipatok dalam RAPBN 2025 Rp16.100/US$, maka pemerintah dan Bank Indonesia (BI) tetap perlu mewaspadai ketidakpastian ekonomi global.

“Yakni masih tingginya suku bunga The Fed yang menyebabkan capital outflow dan situasi geopolitik masih membayangi nilai tukar di 2025,” tuturnya dalam rapat itu.

(azr/lav)

No more pages