Logo Bloomberg Technoz

Sri Mulyani Soal Rupiah 2025 Rp16.100: Waspada Obligasi AS Banjir

Azura Yumna Ramadani Purnama
27 August 2024 12:23

Ilustrasi dolar AS dan rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi dolar AS dan rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan asumsi makro 2025, terutama nilai tukar rupiah dan imbal hasil (yield) surat berharga negara (SBN) ditetapkan untuk mewaspadai penerbitan surat utang Amerika Serikat (AS) yang berpotensi membanjir akibat defisit fiskal Negeri Paman Sam yang terus melebar.

Pemerintah menetapkan asumsi kurs rupiah mencapai Rp16.100 per dolar AS dan yield SBN tenor 10 tahun 7,1% dalam rancanagan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) 2025.

Sri Mulyani menjelaskan kondisi defisit AS yang sangat besar dapat mendorong penerbitan surat utang AS yang begitu tinggi dan berpotensi menahan yield US Treasury yang efek rambatannya dapat menyasar Indonesia.

“Indonesia dalam hal ini surat berharga diantara emerging market memiliki daya tarik yang cukup besar karena fondasi fiskal yang terjaga baik, risiko ketidakpastian yang sangat tinggi ini perlu kita waspadai dan kita cermati,” tutur Sri Mulyani dalam rapat paripurna DPR RI, Selasa (27/8/2024).

Ia mengatakan suku bunga SBN Indonesia memiliki jarak yang cukup dekat dengan suku bunga US Treasury sehingga dapat mengantisipasi dampak lanjutan yang dapat terjadi akibat penerbitan US Treasury yang begitu besar.